Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. berhasil memangkas rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 67 persen menjadi US$11,7 juta pada kuartal I/2021, dibanding periode sama tahun lalu US$35,1 juta.
Emiten berkode BUMI tersebut mencatatkan pendapatan konsolidasian US$1,03 miliar hingga kuartal I/2021, turun 3 persen dibanding kuartal I/2020 US$1,07 miliar. Sedangkan beban pokok pendapatan turut lebih rendah 12 persen menjadi US$838,4 juta, dari sebelumnya US$949,2 juta.
Director & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, terlepas dari kondisi pandemi saat ini yang berdampak pada sektor batu bara, perseroan tetap dapat menjaga kegiatan operasional yang mendekati normal.
“Harga rata-rata penjualan meningkat sebesar 8 persen, dengan beban pokok pendapatan 12 persen lebih rendah diikuti penurunan pendapatan sebesar 3 persen mengimbangi penurunan volume,” kata Dileep dalam keterangan resmi, Kamis
Jika kuartal I/2021 dibanding dengan kuartal IV/2020, kata Dileep, BUMI berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 15 persen. Kenaikan ini menunjukkan pulihnya harga batu bara, dan tren ini masih bisa berlanjut.
Dia menambahkan, pemulihan yang terjadi di sektor batu bara ini memungkinkan perseroan untuk meningkatkan pendapatan operasional menjadi US$145,5 juta pada kuartal I/2021, dari US$72,3 juta pada kuartal I/2020. Sedangkan margin operasi menjadi 14 persen, dari sebelumnya 6,7 persen.
Baca Juga
Laba sebelum pajak BUMI meningkat sekitar 7 kali lipat menjadi US$85,9 juta, dari US$10,9 juta. Adapun total laba bersih menjadi US$25,1 juta pada kuartal I/2021, berbalik positif dari US$42,3 juta dibandingkan dengan rugi US$17,2 juta pada kuartal I/2020.
“BUMI selalu memastikan yang terbaik untuk menjaga produksi mendekati normal dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan semua pekerja di tengah pandemi Covid-19,” terang Dileep.
Pada kuartal I/2021, produksi perseroan menurun sebesar 7 persen menjadi 19,3 MT dibanding 20,8 MT pada periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, harga jual rata-rata meningkat 8 persen dari US$49 per ton pada kuartal I/2020 menjadi US$53,1 per ton pada kuartal I/2021.
Menurut Dileep, peningkatan ini sejalan dengan pemulihan harga batubara global dan tren bullish saat ini yang dipicu oleh ketidakseimbangan pasokan dan telah membawa harga batu bara ke level tertinggi dalam 10 tahun.
Adapun BUMI telah melakukan pembayaran sebesar US$341,7 juta atas utang pokok dan bunga Tranche A hingga saat ini.
Dengan membaiknya sektor batubara, dan tren kenaikan harga batubara yang masih berlanjut pada kuartal II-2021, perseroan berharap dapat meningkatkan kinerjanya secara signifikan sepanjang 2021 kendati pandemi masih berlangsung.