Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produk kecantikan dan jamu PT Mustika Ratu Tbk. sudah menyiapkan strategi untuk mengambil kesempatan pada masa pemulihan ekonomi pascapandemi.
Direktur Keuangan Mustika Ratu Jodi Andrea Suryokusumo mengatakan sejak 2020 perseroan sudah melebarkan sayap ke bisnis kesehatan dan perawatan diri selain memperkuat segmen kosmetik, jamu, dan minuman.
“Saat ini bisnis Mustika Ratu lebih komplit lagi tidak hanya kosmetik dan jamu, tetapi ada segmen bisnis lainnya yang akan terus dikembangkan,” kata Jodi dalam keterangan resmi, Senin (21/6/2021).
Dia menuturkan tahun ini merupakan momentum pertumbuhan kinerja yang lebih baik lagi bagi emiten dengan kode saham MRAT tersebut. Hal itu seiring dengan program inovasi dan agenda transformasi bisnis yang terus dijalankan.
Adapun, MRAT telah merilis produk baru seperti hand sanitizer dan desinfektan dari segmen personal care.
Selanjutnya dari segmen healthcare dirilis produk suplemen Herbamuno+ yang merupakan produk imunomodulator terbuat dari bahan-bahan alami herbal seperti sambiloto, akar manis, meniran, jahe emprit, dan daun jambu.
Baca Juga
“Herbamuno sedang dalam proses uji klinis untuk menjadi produk fitofarmaka,” imbuh Jodi.
Jodi mengatakan keempat segmen bisnis MRAT tersebut akan menjadi prioritas perseroan pada 2021 karena seluruhnya memiliki prospek cerah. Secara umum industri personal care terus mencatatkan pertumbuhan tiap tahun, begitu juga dengan segmen kesehatan dan jamu yang tumbuh signifikan di tengah pandemi.
Untuk distribusinya, Mustika Ratu akan memperluas kolaborasi dengan menggandeng mitra bisnis khususnya di lini bisnis healthcare dan jamu.
Selain itu, MRAT juga memperkuat penjualan lewat jaringan digital melalui aplikasi HaloDoc, Alodokter, dan kanal distribusi healthcare lainnya hingga ke e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan lain-lain.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham MRAT ini membukukan penjualan bersih senilai Rp88,59 miliar atau naik 30,10 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp68,09 miliar.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun terangkat sebesar 54,03 persen menjadi Rp1,91 miliar dari sebelumnya Rp1,24 miliar.
Adapun, kenaikan permintaan disumbangkan oleh kenaikan sejumlah produk yang ditawarkan perseroan. Penjualan produk kesehatan meroket 104 persen, penjualan sektor kosmetik berbalik naik 43 persen, dan penjualan sektor perawatan diri tumbuh 3 persen.
Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mengkonsumsi minuman herbal juga mengerek penjualan produk jamu perseroan sebesar 44 persen.