Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah empat hari berturut-turut, memperpanjang rangkaian volatilitas yang dipicu oleh sikap hawkish Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (18/6/2021), indeks Dow Jones Industrial Average melemah 1,31 persen ke level 33.365,81 pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,96 persen ke 4.181,12 dan Nasdaq Composite turun 0,6 persen.
Dow Jones berada pada laju pelemahan mingguan terburuk sejak Januari karena investor keluar dari perdagangan yang terkait dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Indeks Nasdaq 100 yang sarat saham teknologi turun dari rekor tertinggi, sedangkan imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun naik ke level 1,514 persen setelah Presiden The Fed wilayah St. Louis James Bullard mengatakan bahwa bank sentral mulai membahas kembali laju pembelian obligasi.
Fund manager senior JO Hambro Capital Management Giorgio Caputo mengatakan rotasi balik minat investor terhadap pasar saham terus berlanjut setelah sikap The Fed yang hawkish.
"Pada titik tertentu, The Fed yang hawkish tidak baik untuk siapa pun, bahkan untuk saham teknologi," ungkap Caputo, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Pasar saham dan komoditas yang telah diuntungkan dari pembukaan kembali perekonomian kini berbalik melemah. Harga tembaga, misalnya, berada di jalur pelemahan mingguan terburuk sejak awal pandemi.
Sementara itu, minyak mentah melanjutkan pelemahannya dan minyak Brent tergelincir dari level tertinggi sejak 2018. Kenaikan dolar AS minggu ini telah membuat komoditas yang dijual dalam greenback menjadi lebih mahal, sehingga mendorong penurunan serentak.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,38 persen atau 0,349 poin ke level 92,238 pada pukul 08.59 WIB.
Volatilitas pasar saham diperkirakan berlanjut hari ini ketika opsi saham dan futures pada indeks dan ekuitas berakhir. Peristiwa ini dikenal sebagai "triple witching."