Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Jatuh Terimpit Dolar AS

Selain rupiah, mata uang di Asia Pasifik seperti Won Korea Selatan melemah 1,20 persen, peso Filipina melemah 0,64 persen, dan rupee India melemah 0,65 persen pada hari ini.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah tak bergeming setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga 7-Day Reserve Repo Rate di level terendah sepanjang sejarah.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (17/6/2021), mata uang Garuda terdepresiasi 0,83 persen menjadi Rp14.355 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah turun 2,17 persen.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik juga terjatuh ke zona merah sore ini. Won Korea Selatan melemah 1,20 persen, peso Filipina melemah 0,64 persen, dan rupee India melemah 0,65 persen. Di sisi lain, hanya yen Jepang yang menguat terhadap dolar AS sebesar 0,13 persen.

Sementara itu, dolar AS terpantau menguat 0,50 persen menjadi 91.590.

Adapun, penguatan dolar AS sudah terjadi selama lima hari berturut-turut. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menyampaikan baru-baru ini bahwa pihaknya menyadari risiko inflasi dan akan memulai diskusi mengenai penyesuaian pembelian obligasi.

Dot plot pembuat kebijakan di The Fed menunjukkan bahwa suku bunga berpeluang dinaikkan dua kali hingga akhir 2023, atau lebih cepat dari perkiraan.

Hal ini menandai perbalikan arah komunikasi The Fed kepada pelaku pasar global, yang selama ini sangat dovish.

“Kami melihat orang tampaknya kurang nyaman dengan asumsi The Fed ternyata tidak sesabar yang diinginkan,” kata Co-head of Global Economics Natwest Markets Michelle Girard, dikutip dari Bloomberg pada Kamis (17/6/2021).

Walaupun Powell tidak menyebut secara eksplisit peluang kenaikan suku bunga, namun investor tampaknya mengartikan komentar orang nomor satu di Federal Reserve itu sebagai persiapan untuk mode hawkish yang berujung pada pengetatan (tapering).

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 16-17 Juni 2021 memutuskan tingkat suku bunga acuan tetap di level rendah 3,5 persen.

Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap di 2,75 persen dan 4,25 persen. 

"Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, dan stabilitas nilai tukar rupiah yg terjaga dan memperkuat upaya pemulihan ekonomi," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI periode Juni 2021 secara virtual, Kamis (17/6/2021). 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper