Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih Rawan Koreksi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Secara teknikal IHSG berpotensi kembali berpotensi tertekan dengan support resistance 6053-6090
Pengunjung beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/1/2021).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/1/2021).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan masih berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini, Kamis (17/6/2021). Sejumlah saham masih menarik diperhatikan.

Kemarin, berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 6.078, 568, terkoreksi 0,17 persen atau 10,47 poin. Sepanjang perdagangan , indeks bergerak di rentang 6.049,58 hingga 6.114,10.

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 324 saham terkoreksi, 185 saham berhasil menguat, sedangkan 215 saham berada di posisi yang sama daripada perdagangan sebelumnya. Pergerakannya masih berada di atas MA20 dan MA60-nya.

Head of Research Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi Taulat menuturkan secara teknikal IHSG break out support MA5 dengan indikasi lanjutan pelemahan dengan momentum RSI dan Stochastic yang bergerak bearish.

Indikator MACD tertahan pada pergerakan signal line yang berada di area overvalue.

"Dengan demikian, secara teknikal IHSG berpotensi kembali berpotensi tertekan dengan support resistance 6053-6090," katanya, Kamis (17/6/2021).

Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; AALI, ACES, BNGA, BSDE, CTRA, HMSP, INKP, LSIP, dan SMRA.

Bursa Asia mayoritas melemah dengan indeks Nikkei (-0.51%), TOPIX (+0.02%), HangSeng (-0.70%) dan CSI300 (-1.67%) turun mengiringi ekuitas berjangka AS yang berfluktuatif dalam aksi tunggu investor terhadap pertemuan Federal Reserve.

China memerintahkan perusahaan negara untuk membatasi eksposur komoditas luar negeri untuk mengendalikan melonjaknya harga bahan baku.


Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper