Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kesehatan PT Merck Tbk. (MERK) menargetkan pertumbuhan pendapatan 3 persen pada tahun ini. Target tersebut lebih besar dari proyeksi kinerja sektor bisnisnya yang diprediksi minus 1,9 persen.
Presiden Direktur Merck Indonesia Evie Yulin menegaskan target pertumbuhan tersebut tetap lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan pasar.
"Tumbuh 3 persen dibandingkan dengan 2020, ternyata kami akan tumbuh tetap di atas market, di 2021 proyeksinya market minus 1,9 persen," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (16/6/2021).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, MERK mencatatkan pendapatan pada 2020 sebesar Rp655,85 miliar. Perolehan itu lebih rendah 11,92 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp744,63 miliar.
MERK mencapai target tersebut melalui berbagai upaya, melakukan proses bisnis dan memperkuat budaya kerja dengan tiga prinsip utama kesederhanaan, cepat membuat kebijakan, dan eksekusi yang baik.
"Penunjang sudah lakukan dengan membentuk infrastruktur digital, terkait program pro stakeholders dan awam tujuan meningkatkan engagement dan bisa mendapat manfaat dari proses itu," katanya.
Baca Juga
Direktur Keuangan Merck Indonesia Bambang Nurcahyo menuturkan pertumbuhan upline 3 persen, dengan mempertahankan cost dan harga pokok produksi.
"Dengan demikian, bottom line meningkat lebih besar dari 3 persen, kami akan optimalkan online promotion ditingkatkan kembali dan masih selektif izinkan rekan kami offline dan face to face promotion dengan partner bisnis," urainya.
MERK mencatatkan penurunan laba tahun berjalan sebesar Rp71,90 miliar. Laba perseroan itu turun 8,12 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai nilai Rp78,26 miliar.
Selain itu, perseroan juga tengah memperkuat menjadi pusat obat resep untuk pasar Asia Tenggara. Hal ini terbukti kontribusi penjualan ekspor mencapai 52 persen pada 2020.
Mengutip profil perseroan pada laman resmi Bursa Efek Indonesia, saat ini pemegang saham terbanyak Merck adalah perusahaan induknya Merck Holding GmbH sebesar 74 persen atau Merck Jerman dan masing-masing 13 persen dimiliki Emedia Export Company mbH dan masyarakat.