Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Metland (MTLA): Bisnis Mal Masih Dibayangi Pandemi Meski Mulai Pulih

Pengelola Mal Metropolitan di Bekasi ini menyebut pemulihan pendapatan dari bisnis recurring income mulai membaik dibanding tahun lalu namun dampak pandemi belum hilang sepenuhnya.
Grand Metropolitan Bekasi/Istimewa, Metland
Grand Metropolitan Bekasi/Istimewa, Metland

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk. menilai pemulihan bisnis pusat perbelanjaan belum akan secepat bisnis properti pada tahun ini. Namun, bisnis mal dinilai tetap prospektif untuk jangka panjang.

Direktur Keuangan Metland Olivia Surodjo menjelaskan dinamika pusat perbelanjaan dalam waktu dekat masih dibayang-bayangi perkembangan pandemi dan sangat tergantung dengan kebijakan pembatasan dari pemerintah.

“Kami lihat kadang-kadang angka [kasus positif Covid-19] harian naik dan yang kami takutnya ada PSBB [Pembatasan Sosial Skala Besar]. Kalau ada PSBB, otomatis pusat perbelanjaan langsung terkena dampaknya,” kata Olivia, Senin (14/6/2021).

Kendati demikian, Olivia optimistis bisnis pusat perbelanjaan akan prospektif utamanya setelah tercapai herd immunity.

Untuk saat ini, pengelola Mal Metropolitan di Bekasi ini menyebut pemulihan pendapatan dari bisnis recurring income mulai membaik dibanding tahun lalu namun dampak pandemi belum hilang sepenuhnya.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, emiten dengan kode saham MTLA membukukan pendapatan Rp1,11 triliun atau turun 20,88 persen dibandingkan 2019 senilai Rp1,40 triliun.

Dilihat dari kontributor pendapatan, seluruh lini bisnis MTLA terkontraksi pada tahun lalu dengan penurunan paling tajam di lini pusat rekreasi.

Pusat rekreasi menyumbang Rp1,85 miliar terhadap pendapatan perseroan atau turun 81,06 persen year-on-year. 

Selanjutnya pendapatan dari pusat perbelanjaan mengalami penurunan 30,05 persen menjadi Rp252,33 miliar pada 2020. Sedangkan pendapatan dari hotel turun 47,61 persen menjadi Rp62,29 miliar.

Sementara lini real estat yang menjadi tulang punggung perseroan turun terbatas sebesar 13,68 persen yoy menjadi Rp760,33 miliar.

Penurunan pendapatan pun menggerus laba 44,08 persen yoy menjadi Rp272,29 miliar pada 2020 dari sebelumnya Rp486,97 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper