Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN produsen baja, PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) tengah mempersiapkan divestasi anak usaha guna menyelesaikan utang perseroan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Dikutip dari laporan keuangan per 31 Maret 2021 pada Kamis (3/6/2021), aktivitas operasi perseroan telah dipengaruhi oleh pertumbuhan pasar baja domestik dan ketatnya persaingan pasar baja.
Di tengah proses transformasi yang telah menunjukkan hasil positif pada kuartal I/ 2020, pandemi Covid-19 memberikan pengaruh negatif terhadap industri secara keseluruhan, termasuk bisnis perseroan.
Hal tersebut menuntut Krakatau Steel untuk melakukan inisiatif-inisiatif tambahan agar dapat menjaga kontinuitas pasokan produk baja untuk memenuhi kebutuhan nasional serta dapat meningkatkan kinerjanya.
Saat ini, emiten bersandi KRAS ini memiliki akumulasi kerugian neto sebesar US$2,17 juta. Selain itu, perseroan memiliki pinjaman yang akan jatuh tempo pada 2021 sebesar US$258.897 termasuk pinjaman Tranche B sebesar US$243.801.
Pembayaran pinjaman tranche B ini sebelumnya telah dijadwal ulang dari jatuh tempo yang semula September 2020 menjadi September 2021, sesuai kesepakatan dengan pemberi pinjaman tanggal 26 Oktober 2020.
Baca Juga
"Untuk menutupi kebutuhan pelunasan pinjaman tersebut, manajemen berencana untuk melakukan divestasi saham perusahaan di beberapa anak perusahaan untuk ditawarkan bersama-sama sebagai satu perusahaan sub-holding kawasan industri kepada investor strategis," ungkap laporan tersebut, dikutip Kamis (3/6/2021).
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, inisiatif divestasi tersebut telah berjalan, termasuk pelaksanaan kajian hukum dan perpajakan serta rencana rinci divestasi tersebut.
Manajemen menargetkan bahwa rencana divestasi tersebut akan selesai sebelum jadwal waktu pelunasan pembayaran pinjaman yang jatuh tempo di atas karena sumber pendanaan atas pembayaran pinjaman bergantung terhadap penerimaan dari divestasi tersebut.
KRAS juga saat ini berencana melakukan penawaran umum perdana (initial public offering /IPO) beberapa anak usahanya. Salah satunya, anak usaha di bidang kawasan industri yang dianggap dapat mendatangkan keuntungan yang menjanjikan.
Adapun, total liabilitas perseroan juga mengalami penurunan menjadi US$2,98 miliar pada kuartal I/2021 dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar US$3,03 miliar.
Rinciannya, total liabilitas jangka pendek turun menjadi US$776,64 juta dari posisi US$827,49 juta. Sementara, liabilitas jangka panjang meningkat tipis menjadi US$2,212 miliar dari posisi US$2,21 miliar.