Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengungkapkan bahwa rencana divestasi aset pada tahun ini akan lebih dulu menunggu evaluasi dan arahan dari Danantara selaku pemegang saham.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, mengatakan kajian dan dokumen pendukung untuk rencana divestasi telah disiapkan perseroan.
Namun demikian, keputusan akhir terkait aksi korporasi tersebut akan ditentukan setelah adanya pembahasan lebih lanjut dengan para pemegang saham.
“Kami tetap harus menunggu persetujuan dari pemegang saham mayoritas. Setiap aksi korporasi, termasuk divestasi harus melalui evaluasi dari Danantara,” tuturnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
WIKA memang berencana menjual sejumlah aset hingga menghapus anak dan cucu perusahaan untuk mengantisipasi penurunan pasar konstruksi sepanjang 2025.
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, sempat mengatakan penurunan pasar konstruksi pada tahun ini mendorong WIKA untuk mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan dan mengupayakan keberlangsungan usaha.
Baca Juga
Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah melepas sederet aset investasi yang dimiliki, mulai dari jalan tol hingga Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Kami akan melakukan divestasi pada 2025, baik di jalan tol maupun penyertaan lainnya. Selain mengurangi beban investasi, juga memberikan dana tunai untuk memperkuat modal dan penyelesaian kewajiban,” ujar Agung dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Adapun, salah satu aset tol yang akan dilepas WIKA adalah ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Selain itu, proyek SPAM Jatiluhur di Bekasi Timur, Jawa Barat juga berencana dilego.
Selanjutnya, WIKA akan mengoptimalisasi portofolio grup dengan menata ulang anak dan cucu perusahaan. Langkah ini membuat perseroan hanya berfokus pada bisnis konstruksi dan engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC).
“Pada tahun ini, kami akan mengurangi jumlah cucu supaya tidak terlalu banyak maupun penataan ulang anak [perusahaan], sehingga kami akan fokus pada bisnis konstruksi dan EPCC saja. Di luar ini, kami akan hapus,” kata Agung.
Dia menambahkan bahwa perseroan turut menempuh efisiensi operasi bisnis dengan menargetkan penurunan biaya operasional minimal sebesar 15%.
Di samping itu, WIKA juga melakukan efisiensi remunerasi dalam bentuk pemangkasan tunjangan pejabat, perjalanan dinas, serta pemotongan fasilitas pengurus perseroan tanpa melakukan layoff pegawai.
“Kami mempertahankan semua pegawai yang ada, tetapi kami membuat efisiensi-efisiensi baik itu pemasaran, sponsorship, konsultan, dan sebagainya,” ucapnya.
___________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.