Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Mulai Naik, J.P. Morgan Sekuritas Beri Rekomendasi Netral Saham Barang Konsumer

Beberapa saham emiten yang dapat dicermati tetap ada utamanya dari perusahaan yang memiliki kekuatan pendanaan kuat, market share yang luas sesuai dengan kategorinya, serta memiliki lini komoditas dalam bisnisnya.
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat inflasi yang masih rendah menjelang akhir semester I/2021 diperkirakan belum akan mampu mengangkat beban biaya akibat kenaikan harga komoditas di emiten berbasis barang konsumer.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi tahunan pada Mei 2021 sebesar 1,68 persen. Realisasi itu naik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,4 persen.

Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) per Mei 2021 tercatat sebesar 0,90 persen.

Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Benny Kurniawan mengatakan tingkat inflasi yang masih rendah membatasi kemampuan emiten barang konsumer untuk menyeimbangkan kenaikan harga bahan baku. Adapun, penjualan barang konsumer selalu bergerak searah dengan inflasi dan diperkirakan belum akan bergairah tahun ini

“Kami melihat kenaikan daya beli akan lebih terbatas saat ini karena ada pergeseran tenaga kerja secara substansial, dari sektor pertanian dan tambang ke sektor lainnya, yang diperparah Covid-19,” tuis Benny dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Rabu (2/6/2021).

Di tengah-tengah permintaan yang lemah saat, tingkat biaya yang dikeluarkan emiten barang konsumer untuk bahan baku terpantau meningkat seiring dengan kenaikan harga komoditas.

Benny menunjukkan kenaikan harga gula, minyak kelapa sawit (CPO), bubuk susu skim, minyak, dan gandum yang tumbuh sekitar 14 persen - 42 persen ytd pun dapat menekan marjin dalam beberapa bulan ke depan.

J.P. Morgan Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor barang konsumer. Namun, beberapa saham emiten yang dapat dicermati tetap ada utamanya dari perusahaan yang memiliki kekuatan pendanaan kuat, market share yang luas sesuai dengan kategorinya, serta memiliki lini komoditas dalam bisnisnya.

Beberapa emiten yang dinilai memiliki tiga pertimbangan di atas adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dengan lini bisnis CPO dan PT Sido Muncul Tbk. yang memiliki diversifikasi bahan baku.

Adapun, PT Indofood Sukses Makmur Tbk., PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., dan PT Sido Muncul Tbk. telah mengambil langkah menaikkan harga jual produknya sekitar 4 persen.

Hal itu dinilai Benny akan menyeimbangkan neraca keuangan perseroan ketika biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku menjadi naik.

Walaupun PT Unilever Indonesia Tbk. juga turut menaikkan harga produknya pada kisaran 1 persen - 2 persen, Benny melihat pelemahan daya beli masyarakat masih belum menguntungkan emiten dengan kode saham UNVR itu.

“Sementara itu kami tetap negatif untuk rokok karena penurunan penjualan dan kenaikan cukai akan terus menekan laba,” tulis Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper