Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Borong Saham Big Caps, IHSG Tembus 6.000

Sejumlah saham berkapitalisasi jumbo menjadi buruan investor asing dan mendongkrak IHSG pada awal perdagangan Juni 2021.
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pada pembukaan Rabu (2/6/2021), indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung melejit menembus level psikologis 6.000. Hal ini ditengarai karena indeks PMI manufaktur yang pecah rekor tertinggi dalam sejarah.

Berdasarkan data Bloomberg, pada sesi pra pembukaan indeks sudah menguat 0,93 persen ke level 6.002,48. Dengan penguatan 39 saham LQ45, 1 saham melemah, dan 5 saham tak berubah dari harga kemarin.

Tepat saat pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG langsung melejit 1,07 persen ke level 6.011,19. Adapun sebanyak 233 saham menghijau, 52 memerah, dan 171 menguning.

Investor asing pun turut meramaikan dengan melakukan aksi beli bersih mencapai Rp93,24 miliar dengan pembelian terbanyak pada saham PT Bank Central Asia TBk. (BBCA) yang sebesar Rp40,8 miliar.

Disusul ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dibeli bersih Rp30,3 miliar, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan beli bersih sebanyak Rp26,8 miliar.

Saham-saham big caps ini pun menjadi yang paling aktif diperdagangkan dengan BBCA memimpin sehingga terjadi penguatan mencapai 1,88 persen.

Selain itu, ada TLKM, BBRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing naik 1,74 persen, 2,35 persen, 2,08 persen, dan 1,43 persen.

IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 55,3. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan indeks ini.

Perolehan ini sekaligus menandakan pemulihan kegiatan ekonomi Tanah Air. PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,6.

Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia berkembang cepat pada bulan Mei, menurut PMI Manufaktur IHS Markit.

Permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat.

Pada perdagangan Senin (31/5/2021) lalu, IHSG ditutup menguat di level 5.947,46 atau naik sebesar 1,69 persen. Pergerakan ditutup menguat cukup signifikan didorong penguatan bursa saham secara global.

"Pergerakan didorong oleh optimisme dari pembagian dividen oleh beberapa emiten di pekan ini," ujar Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam laporannya.

Dennies memprediksi IHSG akan menguat. Secara teknikal terlihat ada potensi uptrend jangka pendek yang didukung indicator MACD yang mengindikasikan trend akumulasi.

Sementara itu, indikator stochastic menunjukkan pergerakan melebar setelah membentuk golden cross. Investor akan mencermati rilis data inflasi dan data manufaktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper