Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menuju 5.900, IHSG Makin Kuat di Sesi I

Pada paruh perdagangan hari ini total transaksi yang tercatat sudah mencapai Rp7,76 triliun.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) melenggang di zona hijau sepanjang sesi I perdagangan hari ini, Senin (31/5/2021)

Setelah dibuka menguat di level 5869,21, indeks komposit terus bergerak dalam tren naik hingga akhirnya parkir di level 5895,78 pada penutupan sesi I, setelah menguat 47,17 poin atau 0,81 persen.

Seluruh sektor terpantau menguat kecuali sektor energi yang terkoreksi 0,67 persen. Sementara sektor infrastruktur memimpin dengan penguatan 2,69 persen, diikuti sektor transportasi sebesar 2,22 persen.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 281 saham menguat, 208 melemah, dan 143 lainnya stagnan.

Adapun, kapitalisasi pasar kembali naik dan menyentuh Rp7001,92 triliun di akhir sesi I. Sementara itu pada paruh perdagangan hari ini total transaksi yang tercatat sudah mencapai Rp7,76 triliun dengan aksi beli bersih asing mencapai Rp265,69 miliar di seluruh pasar.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan indeks komposit memang berpeluang berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan awal pekan ini.

Salah satunya, penguatan ditopang naiknya saham-saham berbasis komoditas menyusul berlanjutnya penguatan harga beberapa komoditas seperti emas (0,41 persen), batubara (0,47 persen), CPO (1,84 persen), nikel (0,89 persen), dan timah (2,27 persen)

“Faktor lain pendorong penguatan IHSG Senin ini berasal dari naiknya Indeks DJIA sebesar 0,19 persen,, terapresiasinya nilai tukar Rupiah serta turunnya yield obligasi AS serta Indonesia tenor 10 tahun,” kata Edwin seperti dikutip Bisnis dari riset hariannya, Senin (31/5/2021)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper