Bisnis.com, JAKARTA — Minyak mentah membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan April lalu. Penguatan ini salah satunya dipicu musim berkendara di AS jelang peringatan US Memorial Day.
Seperti dilansir dari Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2021 di bursa New York Merchantile Exchange (NYMEX) naik 4,3 persen pada minggu ini ke level US$66,32 per barel.
Kenaikan ditopang oleh rangkaian data ekonomi Amerika Serikat yang positif minggu ini, sehingga menyoroti pemulihan yang sedang terjadi di negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.
Si saat yang sama, masyarakat Amerika diperkirakan akan melepaskan permintaan yang tertahan selama pandemi mulai akhir pekan ini dan beberapa waktu mendatang, seiring dengan dimulainya musim panas.
Adanya banyak pengemudi yang turun ke jalan dan dengan beberapa di antaranya memiliki persediaan bensin yang sangat rendah, para ahli menyebut AS tengah menghadapi tekanan pasokan setara dengan yang terlihat ketika badai menghancurkan kilang minyak di Texas dan Louisiana.
Senior Market Analyst di Oanda Corp Edward Moya mengatakan prospek permintaan minyak tampak sangat kuat, terutama di AS. Pun, sinyak yang sama juga terlihat untuk kawasan Eropa.
Baca Juga
“Ada optimisme bahwa negara-negara maju akan mulai bebas dari Covid pada akhir musim panas," demikian ujar Moya, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (30/5/2021)
Sementara itu, setelah reli 5 hari beruntun, harga minyak di bursa berjangka menutup pekan dengan koreksi seiring rentang penguatan masih terbatas di sekitar US$10 sejak Maret lalu.
Koreksi juga akibat minyak dibayangi kekhawatiran pasokan tetap atas pembicaraan internasional untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran, yang dapat membuka jalan bagi lebih banyak pasokan minyak mengalir dari negara tersebut.
Pada saat yang sama, pelaku pasar mengantisipassi pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries minggu depan, yang mana delegasi pertemuan tersebut mengatakan bahwa organisasi tampaknya akan menghentikan peningkatan produksi minyak.
Head of the Futures Division di Mizuho Securities Bob Yawger mengatakan risiko yang paling dekat yang membayangi harga minyak adalah bagaimana kesepakatan antara negara adidaya tersebut dan Iran soal nulkir.
“Tidak ada yang ingin terjebak lama-lama di akhir pekan dan melihat kesepakatan diselesaikan,” ujar Yawger.
Sebanyak 20 dari 24 analis dan pedagang yang disurvei Bloomberg memperkirakan mereka akan meratifikasi kenaikan 840.000 barel per hari yang dijadwalkan untuk Juli, menyelesaikan proses tiga bagian untuk menghidupkan kembali lebih dari 2 juta barel musim panas ini.
Prospek positif pasar tercermin dalam spread jangka panjang WTI. Harga patokan AS untuk Desember 2021 adalah US$4,75 per barel lebih tinggi dari kontrak berjangka untuk bulan yang sama pada 2022. Diferensial telah meningkat hampir US$1 minggu ini untuk mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret.