Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuan Reksa Dana Saham, Ini Racikan Trimegah AM & Pinnacle Investama

Trimegah AM menargetkan indeks harga saham gabungan (IHSG) 6.700 hingga 6.800 pada akhir tahun, sehingga potensi capital gain dari instrumen ini menjanjikan.
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah manajer investasi (MI) masih optimistis terhadap prospek kinerja reksa dana saham pada tahun ini. Sejumlah strategi diterapkan guna mengantisipasi fluktuasi indeks yang cukup tinggi.

Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM) Anthony Dirga menjelaskan, prospek reksa dana sepanjang tahun ini masih menarik. Pihaknya mematok target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 6.700 hingga 6.800 pada akhir tahun, sehingga potensi capital gain dari instrumen ini juga cukup tinggi.

“Memang masih ada berbagai tantangan baik dalam maupun luar negeri. Kami berharap dengan rencana listing perusahaan teknologi dapat memberikan sentimen positif terhadap IHSG pada semester II/2021,” jelasnya saat dihubungi pada Jumat (28/5/2021).

Anthony melanjutkan, pihaknya akan selalu fleksibel dalam meracik portoflio reksa dana saham yang dimiliki. Hal tersebut merupakan bentuk antisipasi dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis dan tengah mengalami volatilitas yang tinggi.

Dalam meracik reksa dana saham, Trimegah AM masih menjadikan fundamental sebuah emiten sebagai salah satu tolok ukur utama. Selain itu, mereka juga terus memantau pergerakan harga saham-saham yang dinilai menarik.

“Apabila market mengalami penurunan dan kita melihat valuasi sudah cukup murah untuk diakumulasi maka kita akan melakukan pembelian terhadap saham atau obligasi perusahaan tersebut,” jelasnya.

Senada, Direktur Utama PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menilai, potensi dan prospek reksa dana berbasis saham di Indonesia masih cukup baik dan menarik sepanjang tahun ini. Guntur mengatakan, kehadiran startup seperti GoTo, Bukalapak, dan lainnya akan semakin meramaikan pasar Indonesia.

"Dari sisi program vaksinasi di Indonesia juga masih terbilang on track dan progressnya juga cukup baik," katanya.

Adapun, Guntur mengatakan pihaknya menggunakan strategi aktif dan pasif untuk produk reksa dana berbasis saham. Untuk reksa dana saham aktif, pihaknya menerapkan strategi kuantitatif yang mengutamakan manajemen risiko dalam pengelolaan.

"Jadi pada saat volatilitas pasar tinggi, kami cenderung lebih defensif," jelasnya.

Sementara itu, untuk reksa dana pasif, Pinnacle mengikuti pembobotan yang sangat efisien sesuai dengan pergerakan indeks. Guntur menjelaskan, reksa dana saham miliknya yang bersifat open ended fund universe investment teridiri atas saham-saham blue chip yang memiliki kapitalisasi pasar besar.

"Aset-aset pilihan kami akan selalu yang memiliki kapitalisasi yang tinggi seperti BBCA, BMRI, dan juga saham-saham blue chip lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper