Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar alias kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat, seiring turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Antara Sabtu (21/5/2021), rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.
"Rupiah bisa menguat hari ini seiring dengan tekanan dari yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang mereda," ujar Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (21/5/2021).
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun bergerak turun ke kisaran 1,62 persen. Menurutnya, ekspektasi pasar terhadap kenaikan inflasi di AS mulai mereda karena data ekonomi AS tidak terlalu solid.
Data indeks aktivitas bisnis manufaktur di Philadelphia AS berada di posisi 31,5 untuk Mei 2021 atau di bawah data 50,2 periode April 2021.
Indeks dolar AS juga terlihat melemah, bergerak di dekat kisaran terendah dalam dua bulan terakhir di 89,75.
Baca Juga
"Dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan RI April 2021 yang lebih besar dari bulan sebelumnya juga membantu penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,19 miliar pada April 2021 atau menjadikan surplus beruntun selama 12 bulan sejak Mei 2020.