Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam denominasi yen Jepang alias Samurai Bonds senilai 100 miliar yen.
Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderl Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah mengumumkan penerbitan Samurai Bonds untuk kedua kalinya selama masa pandemi sejak Juli 2020.
Penerbitan Samurai Bonds kali ini kembali berhasil mencetak benchmark size sebesar 100 miliar yen Jepang atau sekitar Rp13,22 triliun dari enam seri yang diterbitkan yaitu seri RIJPY0524, RIJPY0526, RIJPY0528, RIJPY0531, RIJPY0536 dan RIJPY0541.
Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan menjelaskan, di tengah state of emergency yang ketiga kalinya di Jepang, kehadiran Pemerintah Indonesia untuk menerbitkan Samurai Bonds di pasar Jepang merupakan momentum yang tepat dengan capaian yang sangat positif.
Salah satunya, nominal penerbitan pada tenor 3 tahun yang terkecil dalam sejarah penerbitan Samurai Bonds Pemerintah Indonesia. Sekitar 70 persen dari total nominal penerbitan kali ini berada pada tenor 5 tahun ke atas.
“Berkurangnya dominasi tenor pendek ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia,” jelas Direktur SUN, dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Jumat (21/5/2021)
Baca Juga
Dalam penerbitan kali ini juga berhasil mencapai spread terhadap Yen Swap dan kupon terendah untuk seluruh tenor dalam sejarah penerbitan Samurai Bonds oleh Pemerintah Indonesia tanpa JBIC guarantee.
Selain itu, untuk Samurai Bonds 10 tahun juga mencetak kupon terendah sepanjang masa yakni sebesar 0,89 persen. Kupon ini bahkan masih lebih rendah apabila dibandingkan penerbitan Samurai Bonds 10 tahun dengan JBIC guarantee pada tahun 2015 yang berada pada level 0,91 persen.
Selain itu, pemerintah mencatat terjadi permintaan investor yang signifikan sehingga terjadi oversubscribe pada transaksi kali ini sebesar 1,6 kali.
Deni mengungkapkan, dalam tiga hari pelaksanaan proses marketing yang dimulai pada 18 Mei 2021, dengan mempertimbangkan permintaan yang solid dari investor domestik Jepang maupun di luar Jepang, pemerintah memutuskan untuk mempersempit final guidance ke level terendah dari hampir semua seri.
Adapun sebelum transaksi ini dilakukan, Pemerintah telah menyelenggarakan non-deal roadshow dengan format online group meeting maupun one-on-one meeting yang dihadiri oleh investor-investor di Jepang secara virtual.
“Keberhasilan penyelenggaraan roadshow tersebut berdampak pada keragaman jenis investor yang berpartisipasi pada penerbitan Samurai Bonds ini,” kata Deni.
Berdasarkan tipenya, investor pada transaksi kali ini terdiri dari city banks (22.2%), asuransi (7.0%), asset managers (31.1%), central cooperatives (7.0%), central banks (4.0%), public funds (0.2%), shinkin banks/regional banks (8.9%), dan lainnya (19.6%). Sementara investor dari luar Jepang tercatat sebanyak 17,7% dari jumlah total investor.
Penerbitan Samurai Bonds kali ini ditujukan untuk pembiayaan defisit APBN 2021, termasuk untuk penanganan Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi nasional. Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd, and SMBC Nikko Securities Inc.