Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan kerugian pada kinerja 2020 akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/5/2020), perseroan membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$338,02 juta, berbanding terbalik dari perolehan tahun sebelumnya yang berhasill mencetak laba sebesar US$6,33 juta.
Bahkan, perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar US$322,44 juta atau setara Rp4,64 triliun dibandingkan dengan rugi sebelum pajak penghasilan pada 2019 sebesar US$19,01 juta.
Lebih lanjut, pendapatan perseroan juga turun 28,95 persen menjadi US$790,44 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar US$698,52 miliar dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya sebesar US$1,112,56 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar US$1,007,48 miliar.
Sementara itu, jika berdasarkan laporan perseroan sebelum penerapan PSAK 66, BUMI mencatatkan rugi bersih pada 2020 sebesar US$338,02 juta, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan laba bersih sebesar US$6,84 juta.
Sedangkan sebelum penerapan PSAK, emiten tersebut catatkan penurunan pendapatan sebesar 20,91 persen menjadi US$3,68 miliar dari tahun sebelumnya yang mencetak pendapatan US$4,65 miliar.
Baca Juga
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh Bumi Resources pada Selasa (18/5/2021) mengatakan bahwa kerugian yang dicatatkan perseroan adalah akibat dari dampak pandemi Covid-19.
Beberapa penyebabnya diantara lain adalah volume atau harga yang lebih rendah. Kemudian beban bunga termasuk kapitalisasi pada restruksi hutang, dan penurunan nilai aset dalam eksplorasi.
Namun BUMI optimis terhadap sinyal pemulihan di sektor batu bara pada tahun 2021 yang tercermin pada kuartal pertama tahun 2021.
“Dengan kembalinya optimisme sektor, dan tren kenaikan harga batu bara, perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja yang signifikan di 2021,” ungkap Srivastava dikutip pada Rabu (19/5/2021).
BUMI menargetkan produksi batu bara sebesar 85 juta ton hingga 89 juta ton, dengan harga perkiraan rata-rata batu bara untuk tahun ini dikisaran US$51 per ton - US$54 per ton.