Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas, PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) mencatat lonjakan permintaan sepanjang Ramadan dan Lebaran 2021.
Menurut Chief Finance and HCD Officer Widodo Makmur Perkasa Wahyu Andi Susilo hal itu karena terjadi peningkatan permintaan di pasar.
"Kami melihat terdapat dua faktor yang menyebabkan peningkatan demand ini, pertama adalah peningkatan demand yang memang umum terjadi di Bulan Suci Ramadan dan Lebaran," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (16/5/2021).
Faktor yang kedua, yakni kebijakan pembatasan Live Bird (LB) oleh pemerintah, dalam rangka stabilisasi harga yang juga turut memicu permintaan oleh pasar dan pembatasan suplai.
Emiten bersandi WMUU tersebut menegaskan sepanjang kuartal I/2021 dan April 2021 secara garis besar perusahaan mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
Namun, untuk lebih detailnya, dia enggan menjawab karena menunggu Laporan Keuangan Kuartal I/2021 yang akan dirilis ke publik dalam waktu dekat ini.
Terkait penggunaan belanja modal, perseroan juga menyatakan bahwa penggunaan sampai dengan kuartal I 2021 ini di masih sejalan dengan alokasi penggunaan tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Dimana saat ini beberapa fasilitas produksi yang kami kembangkan dengan dana Capex yang sudah kami tetapkan di tahun sebelumnya sudah mulai beroperasi," paparnya.
WMUU membukukan penjualan Rp1,14 triliun sepanjang 2020. Dengan nilai penjualan ini, perusahaan unggas terpadu itu mengalami lonjakan kinerja penjualan sebesar 99,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Tahun sebelumnya, penjualan WMUU sebesar Rp576,71 miliar.
Kenaikan penjualan ini membawa laba WMUU ikut melonjak tajam atau naik 107,07 persen menjadi Rp76,43 miliar.
Saat laba melonjak tajam, WMUU juga mencatatkan kenaikan aset. Tercatat kekayaan perusahaan melonjak dari Rp864,18 miliar menjadi Rp1,41 triliun.
Adapun perusahaan yang digawangi mantan bos PT PP (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tumiyana pada 2021 ini mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6 juta ekor melalui dua tahap.
Pada tahap pertama sebanyak 4 juta broiler pada 2021 dan 2 juta broiler pada 2022. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal dan sumber lainnya.
Aksi korporasi WMU, rencananya tidak berhenti pada IPO saja, perseroan berencana menerbitkan obligasi di akhir tahun ini untuk mendukung ekspansi.