Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Ooredoo Tbk. (ISAT) akan menyelenggarakan RUPSLB pada pekan depan, salah satu agendanya membahas penggunaan dana hasil penjualan menara pada kuartal I/2021.
CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama menuturkan salah satu aksi kunci perseroan pada kuartal I/2021 adalah penjualan 4.200 menara telekomunikasi dengan nilai transaksi US$750 juta. Penjualan ini menjadi yang terbesar di Asia dan untuk jenis penjualan menara.
"Hasil penjualan ini akan membuka dana segar untuk pertumbuhan yang kuat dari Indosat Ooredoo dan melanjutkan strategi memutar keadaan tahun ini," jelasnya dalam paparan publik, Kamis (6/5/2021).
Selanjutnya, emiten bersandi ISAT akan fokus menghasilkan produk dan layanan digital. Perseroan juga akan mempertahankan performa pertumbuhan pada 2021 ini. "Kami akan mengakselerasi transformasi digital di Indonesia," katanya.
COO Indosat Ooredoo Vikram Sinha menjelaskan transaksi penjualan menara ini telah selesai dilaksanakan dan menjadi yang terbesar sepanjang masa di Asia. Sejalan dengan strategi fokus ke bisnis inti, daripada meningkatkan bisnis sampingan, perseroan fokus ke layanan digital dan memastikan dapat berakselerasi di sana.
"Semua formalitas terkait penjualan menara telah berjalan dengan baik, dan setelah adanya RUPSLB pekan depan, kami baru bisa menceritakan lebih detil penggunaan dana hasil penjualan menara," urainya.
Baca Juga
Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2020, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih Indosat sebesar Rp716,7 miliar pada 2020. Nilai itu berbalik dari laba bersih Rp2,28 triliun pada 2019.
"Pada 2019 raihan laba bersih utamanya disebabkan oleh keuntungan penjualan menara," papar manajemen Indosat.
Pada 2019, ISAT sudah lebih dulu melepas 3.100 menaranya kepada Mitratel dan Protelindo dengan nilai total Rp6,39 triliun. Mitratel mengambil 2.100 menara, sedangkan 1.000 menara lainnya diambil alih oleh Protelindo.
Di sisi lain, pada 2020 ISAT mencatatkan kenaikan beban menjadi Rp25,53 triliun. Jumlah itu meningkat 16,6 persen dibandingkan beban pada 2019 sejumlah Rp21,89 triliun. Peningkatan beban tersebut utamanya diakibatkan oleh beban karyawan dan beban depresiasi dan amortisasi, yang diimbangi oleh penurunan dalam beban umum dan administrasi, beban pemasaran, serta beban penyelenggaraan jasa.
Menurut manajemen ISAT, pada 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam berbagai aspek, baik dari Covid-19 maupun tekanan dari operator lain. Namun, di samping semua tantangan tersebut Indosat Ooredoo tetap berhasil menjaga momentum pertumbuhannya dan mencapai hasil finansial yang sangat baik.
Pada 2020, total pendapatan tumbuh 6,9 persen menjadi sebesar Rp27,9 triliun, pendapatan selular tumbuh sebesar 11,6 persen menjadi Rp23,1 triliun, dan EBITDA mencapai Rp11,4 triliun, tumbuh 16 persen.
Fokus perusahaan pada penawaran yang relevan serta harga yang terjangkau, inovasi layanan digital dan pengalaman jaringan yang superior, telah menghasilkan lebih dari 14,3 persen pertumbuhan ARPU dan penambahan pelanggan yang positif. Pelanggan selular tercatat sebesar 60,3 juta pada akhir 2020, tumbuh sebesar 1,7 persen.
"Average Revenue per User (ARPU) meningkat menjadi Rp31.900, dari sebelumnya sebesar Rp27.900 pada tahun 2019. Melalui perbaikan pengalaman jaringan yang terus menerus dilakukan serta memperluas permintaan pelanggan, trafik data tumbuh sebesar 52,8 persen," tulis
manajemen ISAT. Sementara itu, total ekuitas ISAT pada 2020 mencapai Rp12,91 triliun, turun 5,8 persen dari Rp13,71 triliun pada 2019. Total aset Indosat sejumlah Rp62,78 triliun pada 2020, koreksi tipis dari tahun sebelumnya Rp62,81 triliun.