Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup Trakindo, PT ABM Investama Tbk. merancang obligasi global senilai US$400 juta atau setara Rp5,8 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp14.500 per dolar AS.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, emiten berkode saham ABMM itu berencana emisi obligasi US$400 juta yang akan diterbitkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited.
Adapun, nilai rencana obligasi itu melebihi 50 persen dari nilai ekuitas perseroan. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian perseroan, total ekuitas perseroan sebesar US$161,74 juta.
Dengan demikian, untuk memuluskan rencana itu perseroan akan menggelar rapat pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta restu pemegang saham atas rencana penerbitan obligasi itu.
"RUPSLB direncanakan akan digelar pada 7 Mei 2021," papar manajemen ABMM dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia.
Obligasi itu direncanakan memiliki tenor hingga 2026 dengan tingkat suku bunga maksimum mencapai 9,5 persen per tahun dengan bunga yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.
Baca Juga
Surat utang akan dijamin tanpa syarat dan tanpa dapat ditarik kembali dengan jaminan perusahaan oleh perusahaan terkendali tertentu dari perseroan.
Manajemen ABM Investama menjelaskan bahwa rencana penerbitan itu bertujuan untuk membiayai kembali baik sebagian maupun seluruh obligasi US$350 juta dengan bunga tetap 7,125 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2022.
Selain itu, hasil dana obligasi juga akan digunakan untuk kebutuhan umum perseroan.
ABMM akan mengupayakan rencana obligasi ini akan diterbitkan dengan ketentuan yang lebih menguntungkan bagi perseroan dibandingkan dengan obligasi sebelumnya, sehingga dapat memberikan fleksibilitas bagi operasional dan keuangan perseroan.
“Perseroan berharap agar penerbitan surat utang ini dapat menjaga likuiditas dan posisi kas perseroan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penerbitan surat utang, antara lain, akan digunakan untuk tujuan pelunasan kewajiban keuangan dan pengembangan usaha secara umum,” tulis manajemen ABM Investama.