Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

THR Cair dan Ingin Berinvestasi? Begini Tips dan Triknya

Investasi pada reksa dana pasar uang menjadi rekomendasi lantaran faktor kemudahan investasi, keamanan, dan likuiditas yang sangat ideal di tengah pandemi.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah strategi dapat menjadi pilihan masyarakat yang hendak berinvestasi menggunakan dana dari Tunjangan Hari Raya (THR).

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebutkan, sebelum berinvestasi, masyarakat sebaiknya menggunakan THR untuk segera menutup utang. Hal ini dilakukan guna mengurangi beban bunga yang ditanggung investor.

“Setelah itu, dana THR yang masih terisa dapat digunakan untuk investasi,” katanya saat dihubungi pada Rabu (5/5/2021).

Wawan menerangkan, investasi dengan dana THR dapat dibagi menjadi tiga profil, yakni investasi jangka pendek, menengah, dan panjang. Jenis investasi pada masing-masing profil tersebut akan berbeda.

Ia memaparkan, untuk investor jangka pendek dibawah satu tahun, sebaiknya memarkirkan dananya dahulu ke reksa dana pasar uang. Menurutnya, jenis aset ini sangat cocok untuk investor yang belum memiliki rencana menggunakan dananya tetapi ingin menariknya sewaktu-waktu.

Selain itu, saat ini reksa dana pasar uang dapat dibeli dengan sangat mudah melalui marketplace atau aplikasi dengan pendaftaran online. Imbal hasil yang ditawarkan juga setara dengan deposito pada kisaran 3 persen- 4 persen per tahunnya.

Wawan menambahkan, keunggulan aset ini dibandingkan deposito konvensional adalah tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi. Sehingga, investor dapat menarik dananya sewaktu-waktu tanpa adanya pinalti.

“Untuk reksa dana pasar uang faktor kemudahan investasi, keamanan, dan likuiditas sangat ideal di kondisi pandemi yang penuh ketidakpastian,” jelasnya.

Sementara itu, untuk jangka menengah diatas 1 tahun, Wawan mengatakan investor dapat mempertimbangkan untuk masuk ke aset obligasi. Hal ini karena obligasi memberikan imbal hasil lebih pasti karena mendapatkan kupon secara berkala.

Jenis aset yang direkomendasikan Wawan terutama adalah obligasi negara yang lebih aman dari sisi gagal bayar (default), sehingga risikonya hanya pada penurunan harga. Namun, apabila investor ingin berinvestasi pada obligasi negara lebih dari1 tahun, risiko kerugiannya juga minim karena ada pendapatan kupon.

“Imbal hasil yang bisa didapatkan investor dalam waktu 1 tahun kedepan berada di kisaran 7 persen,” lanjutnya.

Sementara itu, untuk investor dengan timeframe diatas 3 tahun, ia merekomendasikan alokasi investasi dengan strategi 5-3-2. Perinciannya, sebanyak 50 persen pada aset berbasis obligasi, 30 persen pada reksa dana pasar uang dan 20 persen sisanya pada aset saham.

Terkait investasi pada saham, Wawan mengatakan prospek aset ini masih cukup positif. Hal ini seiring dengan upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi virus corona melalui vaksinasi dan protokol kesehatan dapat memulihkan perekonomian Indonesia.

“Pemulihan ekonomi terutama akan terjadi pada 2022. Di saat itu, pendapatan perusahaan dapat kembali naik dan harga sahamnya pun akan pulih,” kata Wawan.

Sementara itu, Direktur Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan, masyarakat dapat menaruh dananya pada reksa dana pasar uang untuk jangka pendek dan exchange traded funds (ETF) obligasi untuk jangka menengah.

Menurutnya, investasi pada dua aset tersebut sangat tepat dilakukan karena tingkat inflasi yang masih sangat rendah. Sehingga, imbal hasil riil dari kedua instrumen sangat menarik dan sesuai dengan horison investasinya.

“Selain itu, instrumen-instrumen ini sangat likuid, sehingga risikonya cenderung rendah,” pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper