Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Alami Rebound Setelah Yellen Ungkap Risiko Inflasi AS Rendah

Logam mulia, yang turun 6,5 persen sepanjang tahun ini, telah mendapatkan kembali beberapa keuntungan selama sebulan terakhir karena bank sentral global, termasuk Fed AS tetap berpegang pada kebijakan moneter yang dovish.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emas menguat setelah penurunan mingguan pertama dalam empat minggu karena Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan rencana ekonomi presiden tidak akan memicu tekanan inflasi.

Rencana ekonomi Presiden Joe Biden tidak mungkin menciptakan tekanan inflasi di AS karena dorongan permintaan akan menyebar selama satu dekade, ungkap Yellen, mantan ketua Federal Reserve, mengatakan hari Minggu di acara "Meet the Press" NBC.

Logam mulia, yang turun 6,5 persen sepanjang tahun ini, telah mendapatkan kembali beberapa keuntungan selama sebulan terakhir karena bank sentral global, termasuk Fed AS tetap berpegang pada kebijakan moneter yang dovish. Sementara itu, The Fed mengatakan tanda-tanda inflasi bersifat sementara, dan hal ini meredakan kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih awal. Di sisi lain, data ekonomi AS yang kuat terus menekan harga untuk aset safe haven.

"Federal Reserve AS berjanji untuk melanjutkan pendekatan dovish-nya di tengah dolar yang lebih rendah, mungkin memberikan beberapa dukungan untuk emas," ungkap analis Angel Broking Ltd. Prathamesh Mallya dan Yash Sawant.

Emas naik 0,3 persen menjadi US$1.774,03 per ounce pada 12:20 p.m. di Singapura setelah turun 0,5 persen minggu lalu. Perak dan platinum juga naik, sementara paladium naik 0,5 persen menjadi US$2.955,54 per ounce. Indeks Spot Dolar Bloomberg bergerak datar setelah naik 0,7 persen pada hari Jumat minggu lalu (30/4/2021). Jepang, China, dan Inggris termasuk di antara pasar yang tutup untuk liburan pada hari Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper