Bisnis.com, JAKARTA - Emas menguat setelah penurunan mingguan pertama dalam empat minggu karena Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan rencana ekonomi presiden tidak akan memicu tekanan inflasi.
Rencana ekonomi Presiden Joe Biden tidak mungkin menciptakan tekanan inflasi di AS karena dorongan permintaan akan menyebar selama satu dekade, ungkap Yellen, mantan ketua Federal Reserve, mengatakan hari Minggu di acara "Meet the Press" NBC.
Logam mulia, yang turun 6,5 persen sepanjang tahun ini, telah mendapatkan kembali beberapa keuntungan selama sebulan terakhir karena bank sentral global, termasuk Fed AS tetap berpegang pada kebijakan moneter yang dovish. Sementara itu, The Fed mengatakan tanda-tanda inflasi bersifat sementara, dan hal ini meredakan kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih awal. Di sisi lain, data ekonomi AS yang kuat terus menekan harga untuk aset safe haven.
Baca Juga
"Federal Reserve AS berjanji untuk melanjutkan pendekatan dovish-nya di tengah dolar yang lebih rendah, mungkin memberikan beberapa dukungan untuk emas," ungkap analis Angel Broking Ltd. Prathamesh Mallya dan Yash Sawant.
Emas naik 0,3 persen menjadi US$1.774,03 per ounce pada 12:20 p.m. di Singapura setelah turun 0,5 persen minggu lalu. Perak dan platinum juga naik, sementara paladium naik 0,5 persen menjadi US$2.955,54 per ounce. Indeks Spot Dolar Bloomberg bergerak datar setelah naik 0,7 persen pada hari Jumat minggu lalu (30/4/2021). Jepang, China, dan Inggris termasuk di antara pasar yang tutup untuk liburan pada hari Senin.