Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Unilever (UNVR) Terdampak Pembatasan Aktivitas Masyarakat

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham UNVR membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 7,80 persen.
Unilever/www.unilever.co.id
Unilever/www.unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. menjelaskan koreksi kinerja pada kuartal I/2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu lebih disebabkan oleh pembatasan sosial yang masih berlangsung.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengingatkan bahwa perbedaan kuartal I/2021 dengan kuartal I/2020 terletak pada pembatasan aktivitas masyarakat. Adapun, pada kuartal I/2020 kondisi masih normal dan Covid-19 belum masuk ke Indonesia.

“Pasca liburan tahun baru 2021 kenaikan kasus Covid-19 berdampak pada pemberlakuan kembali pembatasan pergerakan, menyebabkan pertumbuhan pasar industri konsumen masih terus mengalami perlambatan,” tulis Ira dalam siaran pers, Kamis (29/4/2021).

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham UNVR membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 7,80 persen menjadi Rp10,28 triliun dibandingkan Rp11,15 triliun pada kuartal I/2020.

Adapun, penjualan kategori makanan masih menjadi kontributor pendapatan dengan kenaikan 3,7 persen pada kuartal I/2021.

Selanjutnya laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun 7,67 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp2,48 triliun dari sebelumnya Rp2,69 triliun.

Laba Unilever pun terkontraksi 8,83 persen yoy menjadi Rp1,69 triliun pada akhir kuartal I/2021 dari Rp1,86 triliun pada kuartal I/2020.

Lebih lanjut, Ira mengatakan perseroan tetap fokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang walaupun pandemi tak kunjung berakhir.

Tiga prioritas utama perseroan yaitu ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesejahteraan karyawan, serta berkontribusi pada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah agar Indonesia segera bangkit lebih kuat pasca pandemi.

Sebagai strategi menghadapi penurunan daya beli masyarakat, UNVR melakukan inovasi pada aspek preferensi harga dan ukuran kemasan. Contohnya saja Lifebouy sabun cair disediakan dalam kemasan dengan harga Rp5.000 dan kecap Bango kemasan Rp3.000.

Selain itu, perseroan juga meluncurkan sejumlah produk inovatif untuk memenuhi preferensi konsumen seperti Pepsodent Sensitive Mineral Expert, Zwitsal Hypoallergenic Formulation, dan peluncuran kembali Buavita dengan formulasi baru yang mengandung 100 persen Vitamin C kebutuhan harian untuk bantu jaga daya tahan tubuh.

Pada awal tahun ini, sambung Ira, Unilever Indonesia juga mendapat kepercayaan dari induk usaha Unilever global menjadi pusat pengembangan produk untuk konsumen muslim melalui Unilever Muslim Centre of Excellence (MCOE).

“Meski masih penuh tantangan, tahun 2021 juga diharapkan menjadi tahun pemulihan. Dengan mengandalkan inovasi tepat sasaran dan beriorientasi pada pertumbuhan jangka panjang, kami optimis dapat mengatasi berbagai tantangan dan siap menyambut dengan maksimal begitu momentum pemulihan ekonomi tiba,” tutup Ira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper