Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah kembali melemah pada akhir perdagangan Rabu (28/4/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terdepresiasi 0,10 persen atau 15 poin menjadi Rp14.500 pada Rabu (28/4/2021). Sejak awal tahun, mata uang garuda turun 3,20 persen.
Tak hanya rupiah, won Korea bahkan melemah lebih dalam lagi hari ini sebesar 0,24 persen, peso Filipina turun 0,17 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,11 persen.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya menguat 0,12 persen menjadi 91.010.
Macroeconomic Analyst Bank Danamon Irman Faiz memaparkan perbaikan impor dan periode pembayaran dividen oleh perusahaan multinasional masih membayangi pergerakan nilai tukar dalam waktu dekat.
Prospek permintaan dolar AS yang tinggi akan menjadi pengganjal sehingga penguatan rupiah pada April - Mei ini masih terbatas.
Baca Juga
“Mungkin pada akhir kuartal ini akan ada penguatan rupiah yang berarti. Sebelum semester dua nanti tekanan akan lebih besar datang dari perbaikan aktivitas impor dalam negeri dan kemungkinan kenaikan yield US Treasury,” kata Faiz kepada Bisnis.
Di sisi lain, ekspektasi tapering oleh Bank Sentral AS yang lebih terukur serta penurunan yield Treasury AS dinilai bisa menjadi penopang rupiah bersama mata uang lainnya terhadap greenback.
Bank Danamon memperkirakan rupiah dalam jangka pendek masih akan bergerak pada kisaran Rp14.450 - Rp14.550.