Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dapat menjaga rasio pinjaman senior bersih pada 2020 sehingga perseroan masih memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan.
Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso menjelaskan per akhir 2020 total pinjaman perseroan dalam dolar AS menggunakan kurs lindung nilai sebesar Rp22,82 triliun dan total pinjaman senior senilai Rp9,96 triliun.
Dengan saldo kas senilai Rp947 miliar, maka total pinjaman bersih emiten Grup Saratoga ini menjadi menjadi Rp21,97 triliun dan total pinjaman senior bersih menjadi Rp9,01 triliun.
Selanjutnya, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA kuartal IV/ 2020 yang disetahunkan milik TBIG adalah 1,9 kali dan rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA kuartal IV/2020 yang disetahunkan adalah 4,5 kali.
“Kami masih memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan covenant yang disyaratkan oleh fasilitas bank dan surat utang kami,” kata Helmy dalam keterangan resmi, Senin (27/4/2021).
Adapun, pada kuartal I/2021 ini TBIG juga sudah membiaya kembali pinjaman bank dan mengakses pasar obligasi berdenominasi dolar AS dan rupiah. Akses tersebut termasuk ke obligasi global dengan peringkat layak investasi senilai US$300 juta dengan jangka waktu 5 tahun yang akan jatuh tempo pada 2026.
Baca Juga
“Berbagai transaksi pasar modal secara substansial telah memperpanjang jatuh tempo utang kami dan secara material akan mengurangi biaya keuangan kami,” ujar Helmy.
Saat ini, Helmy menegaskan bahwa arus kas operasional perseroan cukup kuat ditambah masih memiliki fasilitas kredit revolving dengan komitmen yang belum ditarik.
“Bisnis kami terus menunjukkan ketahanannya dengan pendapatan kontrak yang terjamin dan berjangka panjang dari operator telekomunikasi berperingkat tinggi,” pungkas Helmy.