Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. menyebutkan tambahan penyewa kotor (gross) menjadi motor kenaikan kinerja perseroan pada 2020.
CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong mengapresiasi tahun lalu menjadi salah satu periode pertumbuhan perseroan yang sangat baik dengan tambahan 3.608 penyewa gross yang terdiri dari 835 sites telekomunikasi dan 2.773 kolokasi.
“Dengan pesanan kolokasi yang kuat, rasio kolokasi (tenancy ratio) kami telah meningkat menjadi 1,96 kali dari 1,85 kali pada akhir tahun 2019,” kata Hardi dalam keterangan resmi, Selasa (27/4/2021).
Hingga akhir 2020, emiten dengan kode saham TBIG ini memiliki 31.850 penyewaan dan 16.265 site telekomunikasi. Site telekomunikasi sendiri terdiri dari 16.155 menara telekomunikasi dan 110 jaringan DAS.
Baru-baru ini, TBIG juga sudah merampungkan pembelian 3.000 menara telekomunikasi dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST). Dengan tambahan portofolio itu, diperkirakan kinerja pada 2021 akan lebih ciamik lagi.
Hardi menegaskan saat ini perseroan masih berfokus untuk operasional secara efisien dan mendukung pelanggan yang tengah memadatkan jaringan komunikasi nirkabel di Indonesia.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, TBIG membukukan pendapatan sebesar Rp5,32 triliun atau naik 13,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp4,69 triliun.
Selanjutnya, TBIG mencetak kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 23,1 persen menjadi Rp1 triliun dari Rp819,45 miliar pada 2019.
Selanjutnya, Hardi menunjukkan berdasarkan ikhtisar keuangan dan indikator operasional, TBIG mencatatkan EBITDA senilai Rp4,617 triliun untuk periode satu tahun yang berakhir 31 Desember 2020. “Marjin EBITDA perseroan tetap pada 86,7 persen untuk 2020,” imbuh Hardi.
Apabila hasil kuartal terakhir 2020 disetahunkan, total pendapatan TBIG disebut mencapai Rp5,56 triliun dan EBITDA mencapai Rp4,85 triliun.