Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk., diyakini dapat memperbaiki kinerjanya pada tahun ini seiring dengan upaya perseroan untuk menggenjot produksi batu bara kalori tinggi dan harga batu bara yang masih di posisi tinggi.
Analis Indo Premier Sekuritas Timothy Handerson mengatakan bahwa prospek kinerja emiten berkode saham ADRO itu baik seiring dengan upaya meningkatkan target produksi batu bara kalori tinggi.
Untuk diketahui, ADRO menargetkan produksi sekitar 52-54 juta ton pada 2021, di mana produksi tersebut termasuk produksi batu bara thermal atau kalori rendah yang turun 4,7 persen yoy, sedangkan produksi cooking coal atau batu bara kalori tinggi naik 150 persen yoy.
“Kami lihat pergeseran produksi batu bara ke cooking coal ini positif karena EBITDA yang dihasilkan cooking coal lebih tinggi atau sebesar US$40-US$50 per ton dibandingkan dengan US$10-US$20 per ton untuk batu bara thermal,” ujar Timothy dikutip dari publikasi risetnya, Senin (19/4/2021).
Dengan demikian, perseroan pun berpotensi mendapatkan kinerja yang lebih baik daripada tahun sebelumnya. Belum lagi, harga jual atau average selling price (ASP) juga diproyeksi di posisi lebih tinggi pada 2021 yaitu sekitar US$70-US$75 per ton, dibandingkan dengan ASP 2020 kisaran US$60 per ton.
Timothy memproyeksi penjualan ADRO pada 2021 di posisi US$3,07 miliar dan laba bersih sebesar US$332 juta, lebih baik daripada kinerja 2020 yaitu penjualan US$2,53 miliar dan laba sebesar US$146,9 juta.
Baca Juga
Dia merekomendasikan beli untuk saham ADRO dengan target harga Rp1.850 per saham.
Secara terpisah, analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Timothy Gracianov mengatakan bahwa harga batu bara masih cenderung tinggi pada tahun ini yang akan didukung permintaan yang cukup baik dan kontraksi pasokan.
Dia menjelaskan bahwa permintaan musim dingin pada kuartal I/2021 berpotensi membuat ASP batu bara bagi setiap emiten di posisi tinggi. Sementara itu, musim yang lebih hangat pada kuartal II/2021 dapat menjadi katalis negatif harga. Belum lagi, memulihnya pasokan dari Australia.
“Namun, persediaan batu bara di pelabuhan Qinhuangdao China yang berada di bawah target musim panas akan mendukung harga seiring dengan kebutuhan listrik yang lebih banyak karena meningkatnya penggunaan Air Conditioning saat musim panas,” papar Timothy dikutip dari publikasi risetnya, Senin (19/4/2021).
Dia pun menjadikan ADRO sebagai top pick di antara saham batu bara lainnya. ADRO direkomendasikan buy dengan target harga Rp1.190 per saha,
Di lantai bursa, pada perdagangan Senin (19/4/2021) saham ADRO di level Rp1.185 per saham, menetap daripada posisi perdagangan sebelumnya. Sepanjang tahun berjalan 2021, ADRO bergerak menurun 17,13 persen.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 25 dari 28 analis yang mengulas ADRO memberikan peringkat beli. Sementara itu, 2 analis merekomendasikan hold dan 1 analis merekomendasikan jual.
Target harga ADRO dalam 12 bulan ke depan berada di posisi Rp1.638 per saham. Level itu mencerminkan potensi kenaikan 38,3 persen daripada posisi ADRO saat ini.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.