Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), mencatatkan produksi nikel pada kuartal I/2021 sebesar 15.198 ton.
Berdasarkan laporan perseroan, produksi tersebut lebih rendah 14 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar 17.614 ton.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal IV/2020 produksi juga turun 8 persen dari posisi 16.445 ton.
Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan bahwa penurunan produksi tersebut terjadi karena adanya aktivitas pemeliharaan. Kendati menurun, Nico menilai perseroan tetap berhasil mempertahankan kinerja operasionalnya di tengah pandemi Covid-19.
“Pada kuartal I/2021, perseroan berhasil mempertahankan keandalan operasionalnya setelah upaya kami menangani pandemi Covid-19 yang semakin terarah. Kami bersyukur atas pencapaian ini,” ujar Nico dikutip dari keterangan resminya, Senin (19/4/2021).
Adapun, pada 2021 perseroan menargetkan produksi nikel sebesar 64.000 ton. Target tersebut juga lebih rendah daripada realisasi produksi 2020 sebesar 72.237 ton.
Baca Juga
Perseroan merencanakan membangun kembali salah satu tanur listrik atau furnace 4 yang sempat tertunda pada tahun lalu.
Untuk diketahui, INCO menunda proyek peremajaan furnace 4 yang semula direncanakan berjalan pada kuartal IV/2020, menjadi akan dilaksanakan pada Mei 2021.
Penundaan proyek itu mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung karena proyek tersebut cukup masif membutuhkan tenaga kerja hingga 1.000 pekerja dan periode pengerjaan hingga 5 bulan.