Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (16/7/2025), jelang penumuman hasil RDG Bank Indonesia.
Pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah 16,50 poin atau 0,10% ke level Rp16.266,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,11% ke 97,97.
Sementara itu, mata uang di Asia ditutup bervariasi. Won Korea menguat 0,34% bersama rupee India sebesar 0,24%. Sementara itu, yen Jepang dan yuan China masing-masing terkontraksi tipis sebesar 0,01% dan 0,02%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di kisaran Rp16.260-Rp16.300 per dolar AS pada perdagangan Rabu (16/7/2025).
Dari sisi eksternal, kesepakatan tarif dagang Amerika Serikat dengan Indonesia yang diumumkan Presiden AS Donald Trump menjadi sentimen yang positif. Barang dari Indonesia akan dikenai tarif 19% dari sebelumnya 32% saat masuk ke pasar AS.
Di sisi lain, fokus pasar tertuju pada rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS Juni 2025. Seperti dilansir Bloomberg, consumer price index (CPI) AS meningkat 0,2% secara bulanan pada Juni 2025.
Ellen Zentner dari Morgan Stanley Wealth Management, mengatakan inflasi mulai menunjukkan dampak tarif Trump. Saat inflasi jasa masih moderat, akselerasi tarif barang-barang impor menimbulkan kenaikan harga.
“Akan bijak bagi The Fed untuk tetap menunggu setidaknya dalam beberapa bulan lagi,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Dalam catatannya, analis Goldman Sachs Asset Management Kay Haigh menyampaikan bahwa inflasi ini tetap terkendali, tetapi tekanan harga diperkirkan menguat. Data inflasi pada Juli dan Agustus dinilai penting untuk dicermati.
“Untuk saat ini, The Fed masih dalam mode wait and see. Namun, jika inflasi inti terus menunjukkan tanda-tanda membaik, masih terbuka peluang bagi dimulainya kembali siklus pelonggaran The Fed di musim gugur.”
Baca Juga : Trump Sebut RI Kena Tarif Impor 19%, Tapi AS 0% |
---|
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur pada hari ini, Rabu (16/7/2025).
Konsensus dari 33 ekonom yang Bloomberg himpun menunjukkan mayoritas mengestimasikan suku bunga acuan atau BI Rate akan ditahan pada level 5,50%. Sebanyak 18 dari 33 ekonom tersebut meyakini BI akan mempertahankan BI Rate, sedangkan 15 sisanya optimistis bank sentral akan memangkas 25 basis poin menuju level 5,25% dalam RDG Juli 2025.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede, satu dari mayoritas ekonom, melihat BI akan mempertimbangkan mempertahankan suku bunga meskipun ruang penurunan sebenarnya terbuka. Pasalnya rupiah sedang mengalami tren apresiasi. Namun, sejumlah perkembangan eksternal menuntut Bank Indonesia untuk bersikap hati-hati.
“Dalam kondisi ini, Bank Indonesia cenderung memilih sikap konservatif untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan ekspektasi inflasi dengan menahan suku bunga acuan terlebih dahulu, sambil terus memantau perkembangan situasi perdagangan global,” jelasnya, Selasa (15/7/2025).
.jpg)
Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta berlanjutnya aliran masuk modal asing.
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada Juni 2025 (hingga 30 Juni 2025) menguat sebesar 0,34% (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir bulan sebelumnya.
"Perkembangan terkini hingga pertengahan Juli 2025 (hingga 15 Juli 2025) menunjukkan rupiah tetap stabil di tengah meningkatnya ketidakpastian global," kata Perry, Rabu (16/7/2025).
Secara umum, perkembangan rupiah relatif stabil bila dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan terhadap kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS, sehingga tetap mendukung daya saing ekspor Indonesia.
Perkembangan nilai tukar ini didukung oleh konsistensi kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan berlanjutnya aliran masuk modal asing, terutama ke instrumen SBN, serta konversi valas ke Rupiah oleh eksportir pascapenerapan penguatan kebijakan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Ke depan, lanjutnya, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
"Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder."
Perry menambahkan seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
.jpg)
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,123% ke level Rp16.287 per dolar AS. Depresiasi rupiah terjadi setelah Bank Indonesia mengumumkan penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin ke posisi 5,25%.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,11 poin ke posisi 98,5. Indeks dolar AS bergerak di rentang 98,43 hingga 98,83 poin.
Di Asia, baht Thailand menguat 0,24%, won Korea Selatan naik 0,09%, dolar Singapura terapresiasi 0,05%, dan yen Jepang menguat 0,05%.
Sementara itu, dolar Taiwan melemah 0,47%, peso Filipina turun 0,67%, ringgit Malaysia melemah 0,15%, dan rupee India melemah 0,11%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno memperkirakan BI akan mempertahankan BI Rate di level 5,50% pada RDG Juli ini.
"Prioritas utama masih tertuju pada stabilitas nilai tukar di tengah meningkatnya risiko eksternal akibat tarif balasan AS."
Meskipun inflasi tetap rendah dan ruang pemangkasan suku bunga tetap ada, Karinska memperkirakan BI akan menunggu kejelasan pasca-tenggat negosiasi tarif AS 1 Agustus sebelum kembali melanjutkan pemangkasan suku bunga.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali dibuka melemah ke level Rp16.266,50 pada perdagangan hari ini, Rabu (16/7/2025). Rupiah dibuka melemah saat sejumlah mata uang di Asia berkinerja beragam.
Mengutip Bloomberg, pukul 09.03 WIB, rupiah dibuka melemah ke level Rp16.266,50 per dolar AS atau terkoreksi 0,10%. Adapun, indeks dolar AS turut melemah ke level 98,54.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya seperti yen Jepang menguat 0,06%, dolar Singapura menguat 0,03%, dan rupee India menguat 0,20%, yuan China menguat 0,06%, hingga baht Thailand menguat 0,13% terhadap dolar AS.
Sebaliknya, peso Filipina melemah 0,43%, ringgit Malaysia melemah 0,17%, dan dolar Taiwan melemah 0,29% terhadap dolar AS.