Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Capai Terendah Satu Bulan, Dipicu Data Ekonomi dan Obligasi AS

Penguatan dolar dibatasi karena imbal hasil obligasi pemerintah turun ke posisi terendah satu bulan, mengurangi daya tarik relatif mata uang AS.
Karyawan menunjukan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks dolar sedikit berubah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor menyeimbangkan data ekonomi bullish yang menunjukkan penjualan ritel AS naik paling tinggi dalam 10 bulan pada Maret terhadap penurunan lanjutan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Penjualan ritel meningkat 9,8 persen pada bulan lalu, Departemen Perdagangan mengatakan Kamis (15/4/2021), mengalahkan ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 5,9 persen.

Sebuah laporan terpisah juga menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran jatuh minggu lalu ke level terendah sejak Maret 2020, ketika penutupan wajib bisnis yang tidak penting diberlakukan untuk memperlambat penyebaran gelombang pertama COVID-19.

"Ini adalah satu-dua pukulan dari data yang sangat positif," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, di New York.

Namun, penguatan dolar dibatasi karena imbal hasil obligasi pemerintah turun ke posisi terendah satu bulan, mengurangi daya tarik relatif mata uang AS.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya, pada Kamis (15/4/2021) pagi mencapai level terendah satu bulan di 91,487, sebelum rebound menjadi 91,608, tidak berubah pada hari itu.

Euro turun tipis 0,04 persen menjadi 1,1975 dolar AS. Mata uang tunggal mencapai tertinggi enam minggu di 1,1994 dolar AS pada Kamis (15/4/2021) pagi. Greenback turun 0,23 persen menjadi 108,65 yen Jepang dan dolar Australia, proksi untuk sentimen risiko global, menguat 0,42 persen menjadi 0,7755 dolar AS

Dolar telah melemah bulan ini karena imbal hasil obligasi pemerintah stabil di bawah level tertinggi satu tahun yang dicapai bulan lalu. Imbal hasil turun ketika Federal Reserve AS menegaskan kembali komitmennya untuk menahan suku bunga mendekati nol di tahun-tahun mendatang, dan karena beberapa kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi baru-baru ini akan bersifat sementara.

Presiden Fed San Francisco, Mary Daly pada Kamis (15/4/2021) mengatakan ekonomi AS masih jauh dari membuat "kemajuan substansial" menuju tujuan bank sentral untuk inflasi 2,0 persen dan lapangan kerja penuh, batasan yang telah ditetapkan Fed untuk mulai mempertimbangkan mengurangi dukungannya terhadap perekonomian.

Selera risiko yang kuat ketika bursa saham mencapai rekor tertinggi juga dipandang mengurangi daya tarik greenback. Meningkatnya ketegangan geopolitik mungkin membantu permintaan obligasi safe-haven AS pada Kamis (15/4/2021).

"Kami melihat lebih banyak risiko di pasar negara-netgara berkembang saat ini, dan itu mungkin membuat beberapa permintaan obligasi pemerintah terus berjalan," kata Moya.

Rubel Rusia jatuh pada Kamis (15/4/2021), sempat kehilangan 2,0 persen terhadap dolar dalam perdagangan yang tidak stabil dan mencapai level terendah lebih dari lima bulan terhadap euro, karena Gedung Putih mengumumkan sanksi baru yang menargetkan utang negara Rusia.

Presiden AS Joe Biden pada Kamis (15/4/2021) mengizinkan langkah untuk menghukum Moskow karena intervensi dalam pemilihan AS 2020 - tuduhan yang dibantah Rusia. Biden akan menyampaikan pidato tentang Rusia pada pukul 16.30 waktu setempat.

Bitcoin berdiri di dekat rekor tertinggi 64.895 dolar AS yang dicapai pada Rabu (14/4/2021), ketika platform mata uang kripto Coinbase memulai debutnya di Nasdaq dalam pencatatan langsung. Bitcoin turun 0,12 persen menjadi 62.910 dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper