Bisnis.com, JAKARTA - PT Brantas Abipraya (Persero) menyatakan kemungkinan melakukan penawaran umum saham perdana atau initial publik offering (IPO) pada tahun depan.
Langkah ini dipilih setelah Kementerian BUMN belum menurunkan izin kepada perseroan untuk IPO sejauh ini. BUMN bidang konstruksi itu berharap bisa menghimpun dana segar sekitar Rp3 triliun lewat pelepasan saham ke publik.
"Kami rencananya IPO tahun 2022. Kami pakai buku tahun 2021 audited," kata Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas kepada Bisnis, Kamis (15/4/2021).
Oleh karena itu, Anas berujar pihaknya akan menggenjot performa perseroan sepanjang 2021. Salah satu peningkatan performa yang akan dilakukan perseroan adalah penyelesaian 6 proyek bendungan pada tahun ini. Pada Februari 2021 lalu, salah satu dari proyek bendungan yang dikerjakan Brantas telah telah rampung dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo yakni Bendungan Tukul.
"Selain Bendungan Tukul, tahun ini Brantas Abipraya juga menargetkan lima bendungan lainnya selesai, yaitu Bendungan Tapin, Bendungan Kuningan, Bendungan Semantok, Bendungan Ciawi, dan Bendungan Cipanas," kata Manager Wasdal Divisi Operasi 2 Brantas Abipraya Djoko Men Utomo.
Adapun, Brantas Abipraya telah berusaha melantai di bursa sejak 2018. Jika Abipraya berhasil melantai tahun depan, rencana IPO tersebut telah tertunda sektiar 3 tahun.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E. Marsono mengatakan perseroan menargetkan IPO pada 2021. Adapun, dana hasil IPO akan digunakan perseroan sebagai modal ekspansi.
Bila rencana IPO berjalan mulus, Brantas Abipraya akan menambah daftar kontraktor pelat merah yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, sejumlah BUMN karya juga sudah melepas saham ke publik, antara lain PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.