Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor unggas atau poultry akan menghadapi tekanan baru dari melonjaknya harga jagung. Namun, harga broiler yang mulai naik bisa mendongkrak pendapatan.
Analis Aldiracita Sekuritas Timothy Gracianov mengungkapkan sektor unggas menikmati harga broiler Maret 2021 sebesar Rp20.000 per kg, melebihi ekspektasinya yang sebesar Rp19.000/kg.
"Namun, terjadi kenaikan harga jagung sampai di atas Rp5.000 per kg di pekan pertama April 2021, hanya 3 bulan setelah musim panen besar yang dimulai Februari 2021 berpotensi menekan margin laba kotor," jelasnya, Kamis (15/3/2021).
Dia menuturkan harga ayam broiler yang kuat sepanjang Maret 2021 lebih tinggi 8 persen dari bulan sebelumnya dan 25 persen lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Sektor perunggasan menderita akibat pandemi Covid-19 pada awal dan pertengahan Maret 2020 dan menjadi titik terrendah.
Harga broiler yang kuat juga mendorong harga DOC menjadi Rp7.000 per kg naik 4 persen secara bulanan. Emiten PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA) akan mendapatkan keuntungan paling banyak dari situasi saat ini karena kontribusi segmen broiler perusahaan paling tinggi di antara perusahaan sejenis.
Di sisi lain, peningkatan permintaan akan mendorong lebih banyak permintaan pakan alias jagung. Timothy menemukan pola harga jagung yang tidak teratur tahun ini.
Menurut BISI dan pengecekan harga, harga jagung mencapai di atas Rp5.000 per kg di pekan pertama April 2021, melebihi patokan pemerintah pada Rp4.000 per kg dan ekspektasinya pada rentang Rp4.500 per kg - Rp4.500 per kg.
"Lonjakan harga jagung terjadi lebih awal dari yang diharapkan karena petani baru saja mengalami panen raya pada Februari. Situasi ini menstimulasi kekhawatiran tentang tren naik terus menerus dari harga jagung hingga musim panen raya berikutnya. Perusahaan mungkin mengalami tekanan margin di keseluruhan segmen pada semester II/2021," jelasnya.
Sementara itu, musim Ramadan memberikan berkah bagi emiten unggas ini. Kuartal II/2021 yang seiring bulan Ramadan membuat permintaan atas ayam broiler meningkat.
"Kami melihat peningkatan asumsi pemerintah atas permintaan DOC pada Maret sebesar 10 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya untuk masuk musim Ramadan," urainya.
Baca Juga : Ekspansi saat Pandemi, Malindo (MAIN) Luncurkan Karage Jahe Merah hingga Nugget Ayam Sayur |
---|
Untuk selanjutnya, dia berharap harga broiler naik sedikit menjadi Rp21.000 per kg atau naik 5 persen secara bulanan pada April dan Mei 2021 karena perhitungan pengetatan pemerintah atas surplus DOC pada Maret-April 2021 menjadi 9,5 juta ekor ayam. Padahal, jumlah surplus DOC mencapai 22 juta ekor ayam pada Februari 2021.
Aldiracita pun menjaga rekomendasi overweight untuk sektor unggas ini seiring prospek sektor unggas untuk mendapatkan keuntungan yang luar biasa dari harga broiler dan DOC yang lebih tinggi. Meskipun harga jagung naik akan sedikit mengambil margin keuntungan.
"Kami meningkatkan rekomendasi JPFA menjadi beli dengan TP ke Rp2.600, karena kami yakin akan hasilnya harga broiler stabil terus menerus," ungkapnya.
Menurutnya, peningkatan harga broiler akan stabil yang berkelanjutan. Sektor ini telah bertahan lama menjaga harga broiler yang kondusif, dan Timothy berharap pola ini terus berlanjut.
"Perubahan TP yang signifikan terutama karena pemeringkatan rasio P/E perusahaan menjadi +1sd dari 16x. Juga, kami lebih percaya pada kekuatan proyeksi tahun penuh 2021 yang juga menyiratkan sejalan dengan proyeksi kami," katanya.
Dia juga merekomendasikan buy untuk MAIN dengan target harga di level 1050 dan CPIN diberi rating UP dengan harga yang dinilai sudah terlalu mahal dengan TP di level 6.875.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.