Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor China Melonjak, Harga Tembaga Perlahan Dekati US$9.000

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (14/4/2021), harga tembaga berjangka di London Metal Exchange (LME) terpantau pada level US$8.899,50 per metrik ton atau naik 0,43 persen. Harga tembaga juga sempat menyentuh kisaran US$8.900 per metrik ton.
Gulungan kabel tembaga di pabrik Uralelectromed OJSC Copper Refinery yang dioperasikan oleh Ural Mining and Metallurgical Co. di Verkhnyaya Pyshma, Rusia, Selasa (7/3/2017)./Bloomberg-Andrey Rudakov
Gulungan kabel tembaga di pabrik Uralelectromed OJSC Copper Refinery yang dioperasikan oleh Ural Mining and Metallurgical Co. di Verkhnyaya Pyshma, Rusia, Selasa (7/3/2017)./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga tembaga kembali menguat ditengah lonjakan angka impor dari China yang mengindikasikan tren positif bagi harga komoditas.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (14/4/2021), harga tembaga berjangka di London Metal Exchange (LME) terpantau pada level US$8.899,50 per metrik ton atau naik 0,43 persen. Harga tembaga juga sempat menyentuh kisaran US$8.900 per metrik ton.

Salah satu sentimen positif pendorong reli harga tembaga adalah rilis data perdagangan China yang menggembirakan. Data dari Bea Cukai China menyebutkan, nilai ekspor Negeri Panda tersebut tumbuh 30,6 persen pada Maret 2021.

Di sisi lain, total impor juga melonjak 38,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini membawa neraca perdagangan China surplus US$13,8 miliar.

Salah satu komoditas yang nilainya melonjak pada impor China adalah tembaga. Data yang sama mencatat, China mengimpor sebanyak 2,17 juta ton tembaga konsentrat seiring dengan aktivitas produksi pada pabrik-pabrik yang mulai berjalan normal pascapandemi virus corona.

Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menjelaskan, nilai tukar dolar AS yamg belakangan melemah berimbas positif bagi harga tembaga. Hal tersebut menandakan adanya kekhawatiran kenaikan inflasi seiring dengan laju pemulihan ekonomi yang semakin cepat.

Dia melanjutkan, prospek bertambahnya pasokan tembaga mampu diimbangi dengan harapan pemulihan perekonomian global. Pulihnya perekonomian akan membuat negara-negara mampu menyerap pasokan tembaga yang ada.

“Data kecukupan pasokan untuk saat ini juga bisa memberi ketenangan bagi pergerakan harga tembaga,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (14/4/2021).

Kedepannya, Wahyu mengatakan potensi kenaikan harga tembaga masih cukup terbuka. Hal ini seiring dengan data manufaktur global yang menjanjikan.

Dia memaparkan, sejauh ini, data produksi industri dari China menunjukkan tren kenaikan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah China untuk melanjutkan program pembangunan infrastrukturnya.

Menurutnya, komitmen pemerintah China amat vital mengingat 50 persen dari permintaan tembaga global berasal dari Negeri Panda tersebut.

Di sisi lain, rencana pemerintah China untuk membatasi pertumbuhan kredit dapat mengancam prospek harga tembaga. Upaya tersebut dilakukan guna mencegah terjadinya gelembung kenaikan harga aset-aset.

“Seiring dengan rencana yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi berbasis konsumsi, permintaan komoditas seperti tembaga dari China terancam menurun,” jelas Wahyu.

Wahyu memprediksi, harga tembaga sepanjang tahun ini akan bergerak pada rentang US$8.000 hingga US$10.000 per metrik ton.

“Potensi menguji US$10.000 masih terbuka, tetapi koreksi wajar juga akan terjadi kedepannya,” kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper