Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, Padahal Dolar AS Koreksi

Pagi ini rupiah dibuka di level Rp14.615 per dolar AS, melemah 10 poin atau 0,07 persen dari penutupan kemarin di level Rp14.605 per dolar AS.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah masih belum mampu bangkit dari zona merah. Pada awal perdagangan hari ini, Rabu (14/4/2021) mata uang Garuda kembali dibuka melemah.

Data Bloomberg pada pagi ini menunjukkan rupiah dibuka di level Rp14.615 per dolar AS, melemah 10 poin atau 0,07 persen dari penutupan kemarin di level Rp14.605 per dolar AS.

Di waktu yang sama, indeks dolar terpantau turut melemah 0,08 poin atau 0,09 persen ke level 91,76.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, nilai tukar rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahannya hari ini.

“Nilai rupiah kemungkinan akan berada di kisaran Rp14.590 – Rp14.630,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (13/4/2021) kemarin.

Ibrahim memaparkan, peningkatan harapan pemulihan ekonomi yang cepat setelah pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap imbal hasil Treasury AS membuat investor menjauh dari aset berisiko.

“Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun tetap sedikit lebih tinggi setelah lelang obligasi tenor 3 dan 10 tahun pada Selasa (13/4/2021) menarik permintaan yang layak. Selanjutnya obligasi tenor 30 tahun akan dilelang di kemudian hari,” jelas Ibrahim.

Sementara itu, data inflasi di Negeri Paman Sam diperkirakan naik pada Maret 2021 atau melanjutkan tren kenaikan bertahap dalam beberapa bulan terakhir. Pada saat bersamaan, pasar tenaga kerja di AS juga semakin kuat.

Para pelaku pasar akan mencermati pidato dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada Rabu (14/4/2021) waktu setempat. Pada saat yang sama, The Fed juga akan merilis Beige Book yang berisi panduan arah kebijakan bank sentral.

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menjelaskan, penurunan kasus positif Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir semakin menenangkan pasar.

Dengan berkurangnya jumlah pasien Covid-19 akan membuat masyarakat dan pengusaha lebih optimistis karena semua kegiatan baik industiri, pariwisata dan lain-lain akan kembali normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper