Bisnis.com, JAKARTA — Mitra distribusi cash waqf linked sukuk (CWLS) seri SWR002 mengandalkan sosialisasi kepada para investor untuk mendongrak penjualan instrumen sosial tersebut.
Seperti diketahui, tahun ini pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan telah membuka masa penawaran cash waqf linked sukuk (CWLS) seri SWR002 mulai 9 April hingga 3 Juni 2021 mendatang.
CWLS seri SWR002 merupakan instrumen sukuk wakaf kedua yang diterbitkan pemerintah. Sebelumnya pemerintah merilis seri SWR001 pada kuartal Oktober 2020 lalu dan berhasil menjaring 1.041 waqif dengan total pemesanan Rp14,91 miliar secara total.
Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Syariah Herwin Bustaman mengatakan sebagai midis CWLS, dia menargetkan penjualan seri kedua ini dapat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurutnya, tantangan paling besar dari proses penjualan produk ini adalah bagaimana meningkatkan awareness dan pemahaman masyarakat atau calon pembeli (waqif) terhadap produk tersebut.
“Karenanya kunci dari penjualan SWR002 ini adalah pemilihan target market yang tepat dan banyak melakukan sosialisasi,” kata Herwin ketika dihubungi Bisnis, Rabu (14/4/2021)
Baca Juga
Beberapa upaya sosialisasi yang dilakukan Bank Permata Syariah antara lain melalui customer gathering, penyampaian informasi dari relationship manager, serta distribusi pesan singkat ke nasabah (SMS blast).
Herwin juga mengapresiasi masa penawaran yang terbilang cukup panjang. Dia menyebut hal tersebut membantu proses sosialisasi yang lebih intens kepada para nasabahnya. Pun, target utama mereka ada nasabah-nasabah prioritas.
Terpisah, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai potensi penjualan CWLS di Indonesia masih sangat besar, mengingat mayoritas masyarakat di Tanah Air beragama Islam.
Meskipun demikian, dia menyebut proses sosialisasi memang menjadi kunci keberhasilan program ini. Ramdhan membandingkan dengan capaian penjualan CWLS perdana yaitu seri SWR001 yang sebesar Rp14,91 miliar.
“Memang karakternya beda, tapi ini sangat sangat kecil dibandingkan instrumen lainnya, padahal potensinya besar. Makanya perlu sosialisasi,” ujar dia kepada Bisnis, Rabu (14/4/2021).
Meskipun demikian, dia menilai minat masyarakat yang masih rendah sebagai hal wajar karena CWLS merupakan instrumen baru. Menurutnya, semakin sering pemerintah menerbitkan CWLS, semakin cepat instrumen satu ini meraih kepopuleran di masyarakat.
Selain itu, Ramdhan juga menekankan pentingnya transparansi penggunaan wakaf uang tersebut, demi memupuk kepercayaan investor terhadap instrumen sosial baru ini ke depannya.
“Harus detail, wakaf ini dananya kesini, untuk apa saja, harus spesifik karena ini kan sensitive jadi harus transparan. Jadi semakin dia sering terbit, masyarakat tahu dananya untuk apa saja, mereka bisa mulai tertarik,” pungkasnya.