Bisnis.com, JAKARTA — PT Zebra Nusantara Tbk. mencetak pendapatan bersih sepanjang tahun 2020 lalu sebesar Rp14,69 miliar. Namun, perusahaan masih membukukan rugi dan defisiensi modal.
Berdasarkan informasi laporan keuangan perseroan, jumlah tersebut menyusut 6,41 persen dari pendapatan bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp15,70 miliar.
Di sisi lain beban usaha perseroan terpantau membengkak 10,70 persen, dari semula Rp3,76 miliar menjadi Rp4,17 miliar.
Alhasil, rugi yang diderita perseroan turut membengkak. Per akhir tahun 2020 perseroan membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp1,63 miliar, sedangkan tahun lalu kerugian perseroan sebesar Rp996 miliar.
Sementara itu, kewajiban ZBRA juga terpantau bertambah. Per akhir 2020 liabilitas perseroan naik 18,05 persen menjadi sebesar Rp17,30 miliar, terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp14,88 miliar dan liabilitas jangka panjang RP2,42 miliar.
ZBRA juga membukukan defisiensi modal dari yang semula Rp9,08 miliar di akhir 2019 menjadi Rp10,62 miliar di akhir 2020. Dengan demikian, total liabilitas dan defisiensi modal perseroan di akhir 2020 tercatat sebesar Rp5,57 miliar.
Baca Juga
Kemudian, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi per akhir 2020 Rp594 miliar dan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi Rp447 miliar. Adapun kas setara kas akhir tahun Rp298 miliar.
Berdasarkan keterangan BEI, perdagangan saham ZBRA pertama kali dalam bulan ini diberhentikan sementara dalam rangka cooling down pada 1 April 2021 dan dibuka kembali pada 5 April 2021. Kemudian penghentian sementara kembali dilakukan pada Rabu (7/4/2021) lalu untuk perdagangan tanggal 8 April 2021.
Saat ini, saham ZBRA bertengger di level Rp840. Harga saham ZBRA sudah melonjak 377,27 persen seiring dengan masuknya pemilik baru, yakni PT Trinity Healthcare, besutan Rudy Tanoesoedibjo.