Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Archegos, Mayoritas Bursa AS Melemah

Bank-bank termasuk Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley dikabarkan akan melikuidasi posisi yang dimiliki Archegos Capital Management akibat kegagalan memenuhi transaksi margin.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Seni (29/3/2021) karena investor mempertimbangkan potensi penurunan akibat gagalnya pemenuhan transaksi margin.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones ditutup menguat 0,3 persen ke l33.171,37, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,09 persen ke 3.971,09 dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,6 persen ke 13.059,65.

Sektor finansial membebani indeks S&P 500 terungkapnya bank-bank termasuk Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley melikuidasi posisi yang dimiliki kantor keluarga Bill Hwang, Archegos Capital Management, akibat kegagalan memenuhi margin call.

Di sisi lain, saham Boeing Co. mengangkat Dow Jones Industrial Average ke level tertinggi sepanjang masa setelah produsen pesawat mengumumkan pesanan besar.

“Investor menunggu ketika mereka mencoba untuk menentukan seberapa luas besar kerugian terkait Archegos akan menyebar,” kata direktur strategi portofolio EP Wealth Advisors Adam Phillips, seperti dikutip Bloomberg.

Anda sedang melihat permainan tarik menarik antara mereka yang percaya situasinya dapat dikendalikan dan mereka yang khawatir tentang risiko sistemik,” lanjutnya.

Saham Credit Suisse dan Nomura merosot karena bersiap menghadapi kerugian yang signifikan akibat Archegos. Nomura harus mengambil langkah langka untuk membatalkan kesepakatan obligasi yang sudah dihargai setelah peringatan kerugian.

Para pelaku pasar menuntut biaya yang lebih tinggi untuk melindungi nilai dari kerugian atas utang bank yang telah terperangkap dalam Archegos, termasuk Nomura dan Credit Suisse.

Di sisi lain, investor fokus pada kekuatan pemulihan yang didorong oleh vaksin dan risiko inflasi. Akhir pekan ini, Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengungkap program stimulus lebih lanjut dengan condong ke infrastruktur.

Hubungan AS-China juga menjadi fokus, setelah laporan bahwa Washington belum siap untuk mencabut tarif impor China dalam waktu dekat, tetapi mungkin terbuka untuk melakukan pembicaraan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper