Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat IHSG Lesu, Investor Asing Borong Saham BRI, Lepas BCA dan ANTM

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin (29/3/2021) investor asing cenderung melakukan aksi beli dengan net buy Rp45,55 miliar. Sepanjang 2021, total net buy investor asing mencapai Rp13,34 triliun.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing cenderung melakukan aksi beli di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin (29/3/2021) investor asing cenderung melakukan aksi beli dengan net buy Rp45,55 miliar. Sepanjang 2021, total net buy investor asing mencapai Rp13,34 triliun.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 6.166,818, terkoreksi 0,46 persen. Padahal, IHSG bergerak mantap di zona hijau pada perdagangan sesi I setelah dibuka di level 6.205,56. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 6.165,553 hingga 6.230,99.

Total transaksi saham hanya mencapai Rp10,43 triliun. Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 204 saham berhasil menguat, 287 saham terkoreksi, dan 144 saham berada di posisi yang sama daripada perdagangan sebelumnya.

Mengutip data konsultan keuangan D'Origin, sejumlah saham yang paling banyak mencatatkan net buy asing hari ini adalah BBRI Rp4.749 (net buy Rp90,09 miliar, BMRI Rp6.413 (Rp34,60 miliar), BBNI Rp6.075 (Rp25,22 miliar), TLKM Rp3.441 (Rp24,19 miliar), dan INDF Rp6.767 (Rp23,75 miliar).

Sementara itu, sejumlah saham yang paling banyak dilepas asing ialah BBCA Rp32.053 (net sell Rp125,89 miliar), ANTM Rp2.324 (Rp104,60 miliar), BBTN Rp1.830 (Rp31,35 miliar), EMTK Rp2.444 (Rp19,64 miliar), dan ARTO Rp10.045 (Rp15,08 miliar).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa pelemahan IHSG disebabkan oleh belum terdapat data makro ekonomi domestik maupun global yang berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan IHSG.

IHSG juga ditekan oleh kenaikan kasus Covid-19 secara global yang dapat menekan potensi pemulihan ekonomi.

“Selain itu, terdepresiasinya harga komoditas dunia seperti emas, nikel, cpo maupun minyak juga menjadi katalis negatif bagi IHSG,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (29/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper