Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penyewaan helikopter, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) menargetkan pertumbuhan kinerja hingga 10 persen pada 2021 ini. Kontrak baru hingga segmen bisnis drone diharapkan dapat meningkatkan kinerja.
Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga 10 persen pada 2021 dibandingkan dengan kinerja 2020. Pasalnya, dia meyakini sejumlah kontrak yang tertunda dapat kembali bergulir.
"Pendapatan dan laba bersih akan naik sekitar minimal 10 persen, pendukung utamanya masih dari penyewaan helikopter BNPB untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan [karhutla]. Antisipasi dari pertambangan dan infrastruktur yang proyek tahun kemarin berhenti tahun ini bisa mulai lagi," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (25/3/2021).
Selain itu, segmen penyewaan dari perkebunan pun terus didorong oleh perseroan. Adapun target kontrak baru pada 2021 dapat antara Rp10 miliar- Rp15 miliar.
Emiten bersandi HELI ini cukup tertekan pada periode 2020 dan mengalami penurunan omset penjualan karena banyak pelanggan yang tidak bisa beroperasi baik proyek ditunda maupun terkena lockdown.
Kendati demikian, Edwin menegaskan penurunan pendapatan pada 2020 tidak sampai membuat perseroan mengalami kerugian. Menurutnya, perseroan masih dapat membukukan laba usaha dan laba bersih.
Baca Juga
"Cuma memang masih proporsional penurunannya, kami juga masih dapat menjaga profitabilitas dan tidak rugi ini skenario terbaik di tahun lalu. Banyak Covid-19 ini bisa mempertahankan profitabilitas sudah baik," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengaku sudah mulai berpartisipasi dalam berbagai tender penyewaan helikopter yang mulai dibuka pada 2021 ini. Adapun, saat ini perseroan memiliki 10 unit helikopter yang siap disewakan.
Di sisi lain, perseroan juga mulai melirik bisnis baru berupa angkutan kargo menggunakan pesawat drone berukuran kecil. Target pasarnya jasa kurir ritel dan bisnis yang memerlukan pengiriman barang dengan berat berkisar 100 kg.
Pada penutupan perdagangan Kamis, harga saham HELI melonjak 24,75 persen ke level Rp294. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp404,59 miliar.