Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak Mentah AS Naik, WTI Bergerak Fluktuatif

Harga minyak mentah West Texas Intermediate kontrak Mei 2021 berbalik menguat 0,07 persen atau 0,04 poin pada pukul 07.39 WIB setelah sempat turun 0,4 persen ke US$57,56 per barel pagi ini.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berfluktuasi pada awal perdagangan Rabu (24/3/2021) di tengah laporan industri yang menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate kontrak Mei 2021 berbalik menguat 0,07 persen atau 0,04 poin pada pukul 07.39 WIB setelah sempat turun 0,4 persen ke US$57,56 per barel pagi ini. WTI ditutup melemah 6 persen pada Selasa (23/3).

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei menguat 0,08 persen atau 0,05 poin ke level US$60,84 per barel setelah ditutup melemah 5,9 persen ke level US$60,79 di bursa ICE Futures Europe pada hari Selasa.

WTI merosot lebih dari 12 persen dalam waktu kurang dari dua pekan di tengah serangkaian faktor, termasuk melemahnya permintaan, penguatan dolar AS dan pelepasan posisi buy yang menghantam pasar.

Indikasi persediaan yang terus membengkak turut menambah sentimen negatif terhadap pasar. American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah naik hampir 3 juta barel pekan lalu.

Prospek jangka pendek yang suram juga telah menyebar ke minyak berjangka. Hal ini terjadi menyusul serangkaian lockdown baru yang diterapkan di sejumlah negara Eropa dan meningkatnya kasus virus corona di wilayah lain seperti India.

Penurunan harga minyak diperkirakan memberikan tekanan pada OPEC+ untuk berbuat lebih banyak guna membendung penurunan harga. Investor menantikan pertemuan OPEC+ pekan depan untuk memutuskan kebijakan produksinya pada bulan Mei.

Meskipun terjadi penurunan, minyak mentah masih naik hampir 20 persen tahun ini, dan seiring dengan percepatan vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia. Hal ini meningkatkan keyakinan bahwa mobilitas yang lebih besar akan mengerek konsumsi bahan bakar jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper