Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pertimbangkan Prospek Permintaan, Minyak Mentah Mendingin

Minyak mentah Brent untuk kontra Mei 2021 melemah 0,35 poin atau 0,54 persen ke level US$64,16 per barel di ICE Futures Exchange pada pukul 10.11 WIB.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah Brent stabil di kisaran level US$64 per barel pada Senin (22/3/2021) karena investor mulai mempertimbangkan prospek permintaan jangka pendek.

Berdasarkan data Bloomberg, minyak mentah Brent untuk kontra Mei 2021 melemah 0,35 poin atau 0,54 persen ke level US$64,16 per barel di ICE Futures Exchange pada pukul 10.11 WIB.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2021 melemah 0,34 persen atau 0,21 poin ke level US$61,21 per barel di News York Mercantile Exchange.

Penurunan harga minyak disebabkan oleh menguatnya nilai tukar dolar AS yang menurunkan daya tarik komoditas-komoditas yang menjadi lawan mata uang greenback. Sementara itu, tingkat permintaan menunjukkan sinyal pelemahan menyusul sejumlah kargo minyak untuk kontrak April dari Afrika Barat yang tidak terjual.

Di sisi lain, Jerman mempertimbangkan untuk memperpanjang pemberlakuan lockdown guna mencegah penyebaran virus corona yang lebih buruk.

Adapun Arab Saudi kembali melaporkan adanya serangan pada salah satu fasilitas produksi energinya. Pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran kembali menyerbu fasilitas pemurnian minyak Aramco pada Jumat pekan lalu. Kendati demikian, serangan tersebut diyakini tidak akan berdampak pada pasokan minyak.

Spread harga minyak Brent masih membentuk pola backwardation yang bullish, dimana pengiriman untuk bulan terdekat lebih mahal dibandingkan bulan-bulan mendatang. Meski demikian, spread tersebut terpantau semakin menyempit di posisi 13 sen per barel pada hari Senin dibandingkan dengan 67 sen per barel pada awal Maret lalu.

Founder Vanda Insights di Singapura, Vandana Hari mengatakan, fluktuasi harga minyak kemungkinan akan tetap berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Menurutnya, para pelaku pasar terbagi menjadi dua pihak, yakni pelaku yang optimistis dan pelaku yang mengkhawatirkan penurunan permintaan.

“Harga minyak kemungkinan akan berada pada level harga saat ini untuk beberapa waktu, setidaknya hingga OPEC+ kembali mengumumkan kebijakan terbaru,” jelasnya dikutip dari Bloomberg pada Senin (22/3/2021).

Sementara itu, koreksi harga yang tengah terjadi dinilai menjadi kesempatan bagi para investor untuk melakukan aksi beli. Analis Goldman Sachs Damien Courvalin dalam risetnya menjelaskan, kendati tengah menurun, penyesuaian pada pasar minyak diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat seiring dengan proses vaksinasi virus corona yang perlahan memulihkan perjalanan udara.

Courvalin menjelaskan, pelemahan harga minyak merefleksikan kekhawatiran pelaku pasar terhadap vaksinasi virus corona pada negara-negara Uni Eropa. Selain itu, pasar minyak dunia saat ini juga dinilai menunjukkan pelunakan.

Ia melanjutkan, pasar minyak global masih tetap mengalami defisit pasokan sebanyak 2,5 juta barel per hari sejak Februari lalu. Hal ini terjadi ditengah lonjakan ekspor minyak dari Iran pada level 700 ribu barel per hari secara year to date (ytd).

“Meski pemulihan permintaan dari Uni Eropa dan kenaikan pasokan Iran dapat menjadi penghalang untuk penyesuaian kembali di pasar dengan total 750 ribu barel per hari, hal ini kemungkinan akan diimbangi oleh kebijakan OPEC+ menyusul minimnya tanda kenaikan aktivitas pada produksi minyak serpih (shale),” jelas Courvalin dalam risetnya.

Courvalin memprediksi, OPEC+ akan menaikkan jumlah produksi hingga 2,8 juta barel per hari pada Agustus mendatang. Jumlah tersebut setara dengan jumlah produksi yang tertunda selama sebulan menurut perkiraan Goldman Sachs sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper