Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menguat Lagi, Kurs Jisdor Kini Ada di Rp14.421 per Dolar AS

Kurs Jisdor menguat 35 poin atau 0,24 persen dari posisi kemarin, Senin (23/3/2021) Rp14.456 per dolar AS.
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.421 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (22/3/2021)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.421 per dolar AS, menguat 35 poin atau 0,24 persen dari posisi kemarin, Senin (23/3/2021) Rp14.456 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot nilai tukar rupiah juga terapresiasi 2 poin atau 0,01 persen ke level Rp14.405 per dolar AS pada pukul 10.20 WIB, setelah dibuka di level Rp14.408.

Sementara itu, indeks dollar terpantau tengah menguat 0,11 poin atau 0,13 persen ke level 91,86.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah kemungkinan masih bergerak cukup fluktuatif pada perdagangan Selasa (23/3/2021) setelah ditutup stagnan pada perdagangan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di posisi Rp14.407 per dolar AS pada perdagangan Senin (22/3/2021). Posisi itu tidak berubah dibandingkan dengan penutupan pekan lalu.

“Nilai tukar rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.390 - Rp14.430 per dolar AS,”  ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (23/3/2021).

Ibrahim menjelaskan bahwa kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS terus membuat dolar AS bergerak menguat.

Lelang US Treasury dengan tenor dua, lima, dan tujuh tahun di akhir pekan ini juga berada dalam radar investor. Bank-bank besar AS juga harus melanjutkan memegang lapisan tambahan modal penyerap kerugian terhadap Kementerian Keuangan AS dan deposito bank sentral mulai April dan seterusnya.

Ini merupakan respons setelah Federal Reserve AS mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka tidak akan memperpanjang jeda sementara peraturan COVID-19 karena akan berakhir pada Maret 2021.

Pelaku pasar juga memantau KTT Inovasi BIS pada pekan ini, di mana Powell berada dalam daftar pembicara bersama kepala bank sentral lainnya termasuk Christine Lagarde dari Bank Sentral Eropa dan Andrew Bailey dari Bank Sentral Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper