Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan Rupiah di Pasar Spot Mulai Terbatas

Rupiah terdepresiasi 0,01 persen atau 1,5 poin ke level Rp14.408 per dolar AS pukul 09.03 WIB. Sejak awal tahun, rupiah koreksi 2,55 persen.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah melemah tipis saat perdagangan dibuka pagi ini, Selasa (23/3/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terdepresiasi 0,01 persen atau 1,5 poin ke level Rp14.408 per dolar AS pukul 09.03 WIB. Sejak awal tahun, rupiah koreksi 2,55 persen.

Di kawasan Asia Pasifik, rupiah turun bersama yuan China yang melemah 0,04 persen, baht Thailand melemah 0,32 persen, dan dolar Taiwan melemah 0,07 persen.

Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,11 persen, dolar Singapuran menguat 0,06 persen, dan won Korea menguat 0,06 persen.

Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia naik 0,10 persen menjadi 91.830.

Macroeconomic Analyst Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan bahwa posisi cadangan devisa yang memadai dan kebutuhan pendanaan asing yang relatif rendah di Indonesia tahun ini menjadi salah dua kekuatan bagi pergerakan nilai tukar rupiah.

Sambil mengutip data dari Dana Moneter Internasional (IMF), Faiz menunjukkan Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki cadangan devisa memadai.

Pada saat bersamaan, Indonesia juga menjadi negara yang tidak terlalu membutuhkan pendanaan eksternal yang tinggi tahun ini seiring dengan mengerucutnya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD).

“Di sisi domestik, cadangan devisa yang tinggi dan surplus neraca perdagangan seharusnya dapat menopang tekanan tersebut [eksternal],” kata Faiz.

Adapun, kondisi negara dengan cadangan devisa rendah dan kebutuhan pendanaan eksternal tinggi dapat membuat resiko tekanan mata uang suatu negara lebih tinggi ketika indeks dolar AS menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper