Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada akhir sesi I perdagangan seiring dengan proyeksi ekonomi Indonesia yang masih negatif pada kuartal I/2021.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terapresiasi 0,61 persen ke level 6.339 pada pukul 09.01 WIB, Selasa (23/3/2021). Namun, hingga akhir sesi I, IHSG turun 0,19 persen atau 11,71 poin menjadi 6.289,42.
Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.283,61-6.342,13. Total transaksi mencapai Rp5,81 triliun, ddengan aksi jual bersih investor asing mencapai Rp74,94 miliar.
Sebanyak 160 saham menguat, 308 saham melemah, dan 149 saham diperdagangkan stagnan dibandingkan hari sebelumnya. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp7.440,13 triliun.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi sasaran jual asing dengan net sell Rp64,3 miliar. Saham BBCA pun turun 0,15 persen menjadi Rp33.050.
Selanjutnya, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan net sell Rp15,4 miliar. Namun, saham EMTK masih naik 2,52 persen menuju Rp2.400.
Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp65,3 miliar. Saham BBRI naik 1,51 persen menuju Rp4.700.
Selanjutnya, saham PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan net buy Rp22,8 miliar. Saham ASII naik 0,45 persen menjadi Rp5.600.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif cenderung menguat pada perdagangan hari ini.
“Investor mengawasi pembaruan APBN 2021 pada konferensi pers pukul 10.00 WIB hari ini oleh Menteri Keuangan,” tulis Hariyanto dalam riset harian, Selasa (23/3/2021).
Mirae Asset Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak menuju resistance 6.337 pada Selasa (23/3/2021) dengan kisaran trading 6.271 - 6.337.
Hariyanto menunjukkan bahwa indikator MFI optimized dan indikator RSI optimized cenderung turun. Pada periode weekly terlihat indikator MFI optimized menguji mulai bergerak naik namun indikator RSI optimized terlihat masih bergerak turun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 akan mencapai negatif 0,1 persen.
"Kita berharap mencapai zona netral, tapi kita masih mungkin mendekati di 0,1 negatif," ujar Sri Mulyani dalam paparan APBN KITA, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, Kementerian Keuangan mematok pertumbuhan dalam kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen untuk kuartal I/2021.
Untuk keseluruhan tahun, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.