Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID), melanjutkan tren kenaikan kinerja operasional pada Februari 2020.
Berdasarkan laporan kinerja operasional perseroan, emiten berkode saham DOID itu melalui entitas anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mencatatkan volume overburden removal (OB) sebesar 21,7 juta bcm pada Februari 2021.
Perolehan itu naik 11,2 persen dibandingkan dengan OB Januari 2021 sebesar 19,5 juta bcm. Kinerja itu pun merupakan kenaikan untuk tiga bulan berturut-turut sejak Desember 2020. Namun, secara year-on-year (yoy) volume OB turun 23 persen.
Selain itu, DOID juga mencatatkan kenaikan volume strip ratio menjadi 5,0 kali pada Februari 2021 dibandingkan dengan bulan sebelumnya 4,5 kali. Kinerja itu pun menjadi kenaikan tiga bulan berturut-turut, walaupun secara year on year kinerja Februari 2021 lebih rendah dibandingkan dengan 7,2 kali pada Februari 2020.
Sementara itu, untuk volume produksi pada Februari 2021 sebesar 4,3 juta ton sama dengan volume bulan sebelumnya. Secara year on year, volume produksi turun 9 persen.
Di sisi lain, sepanjang tahun berjalan 2021, DOID membukukan volume OB sebesar 41,2 juta bcm turun 26 persen yoy, sedangkan volume produksi sebesar 8,6 juta ton, turun 13 persen yoy.
Manajemen Delta Dunia Makmur menjelaskan bahwa kinerja operasional untuk periode Februari 2021 mulai pulih secara bertahap didukung perbaikan pasar batu bara.
“Namun, pemulihan volume produksi tampak lebih lambat dibandingkan dengan pemulihan harga batu bara,” tulis manajemen Delta Dunia Makmur, dikutip Minggu (21/3/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (19/3/2021) harga batu bara Newcastle untuk kontrak April 2021 berada di posisi US$93,8 per ton, naik 4,22 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga batu bara telah naik hingga 15,59 persen.
DOID menilai pemulihan volume kinerja operasional perseroan akan terus bergantung terhadap keberlanjutan kenaikan harga batu bara dan pemulihan permintaan.
Di tengah sentimen tersebut, DOID akan tetap fokus pada pengamanan kontrak baru, pemeliharaan likuiditas, optimalisasi aset yang ada, dan pengurangan biaya.
Hal tersebut sebagai upaya perseroan untuk mendapatkan momentum dan menangkap peluang pertumbuhan kinerja seiring dengan pulihnya pasar.