Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Berhasil Sentuh Zona Hijau di Akhir Perdagangan Pekan Ini

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,02 persen atau 2,5 poin ke level Rp14.407,5 per dolar AS pada perdagangan Jumat (19/3/2021).
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Jumat (19/3/2021) berhasil ditutup menguat tipis 0,02 persen. Namun, rupiah mengalami tekanan sepanjang pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,02 persen atau 2,5 poin ke level Rp14.407,5 per dolar AS pada perdagangan Jumat (19/3/2021).

Sepanjang hari, rupiah bergerak di rentang Rp14.407,5-Rp14.470. Adapun, selama tahun berjalan rupiah melemah 2,55 persen terhadap dolar AS. Sementara indeks dolar pada pukul 15.42 WIB, melemah 0,16 persen ke level 91,722.

Di sisi lain, selama sepekan terakhir rupiah mengalami pelemahan, pada penutupan perdagangan pekan lalu, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.385 per dolar AS. Dengan demikian, dalam sepekan rupiah melemah 22,5 poin melemah 0,15 persen.

Ekonom Fiskal dan Kesejahteraan Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjelaskan jika melihat dari perkembangan sepekan, data ekonomi dari dalam negeri belum mampu mendorong penguatan rupiah yang signifikan.

"Padahal pada pekan ini data untuk neraca dagang menunjukkan bahwa neraca dagang surplus, dan jika dilihat lebih spesifik ada peningkatan tahun ke tahun pada impor barang konsumsi dan bahan baku pendukung industri," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (19/3/2021).

Dengan demikian, terangnya, permintan dalam negeri mulai mengalami peningkatan dan industri juga masih bergeliat. Hal ini menunjukkan ekonomi Indonesia bergerak dan seharusnya menjadi katalis positif.

Kendati demikian, Yusuf menjelaskan memang kebanyakan sentimen penggerak rupiah, khususnya pada ekonomi global yang datang dari Amerika Serikat (AS). 

Terdapat potensi kekhawatiran investor terhadap aksi dari bank sentral dalam mengatur inflasi ketika stimulus AS sudah resmi dikeluarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper