Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Balik Rekomendasi 'Relatif' dari JP Morgan untuk Astra International (ASII)

Menurut J.P. Morgan, momentum penjualan yang lebih lambat pada Februari mungkin karena penundaan pembelian kendaraan roda empat karena konsumen ingin memanfaatkan pembebasan pajak barang mewah PPnBM pada Maret 2021.
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA - Bank investasi yang memiliki berbagai layanan keuangan asal Negeri Paman Sam J.P. Morgan menggeser rekomendasi overweight untuk saham PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi relatif, setelah penjualan otomotif perusahaan pada Februari 2021 mengalami penurunan.

Dalam riset bersama Analis J.P. Morgan Benny Kurniawan dan Henry Wibowo mengungkapkan penjualan otomotif pada Februari 2021 berlawanan dengan tren pemulihan positif untuk kendaraan roda empat wholesales (dari produsen ke dealer) dan penjualan eceran (dari dealer ke konsumen).

Penjualan wholesales menurun 38 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan turun 7 persen dibandingkan dengan bulan lalu. 

Sementara itu, penjualan ritel menurun 40 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan turun 13 persen dibandingkan dengan Januari 2021.

"Momentum yang lebih lambat pada Februari masih dalam perkiraan kami dan mungkin karena penundaan pembelian kendaraan roda empat karena konsumen ingin memanfaatkan pembebasan pajak barang mewah PPnBM pada Maret 2021," jelas Benny dan Henry dalam risetnya, dikutip Jumat (19/3/2021).

Singkatnya, mobil dengan mesin di bawah 1.500 cc dan dengan 70 persen konten lokal akan menjadi dibebaskan dari pajak barang mewah 10 persen atau 30 persen untuk 3 bulan ke depan, yang mana akan menurunkan harga akhir sebesar 6 persen-18 persen.

Di sisi lain, pangsa pasar grosir Astra tampak kuat pada Februari 2021 dengan 54 persen pangsa pasar, yang kemungkinan didorong oleh penyetokan ulang dealer. Di sisi lain, pangsa pasar ritel Astra hanya 48 persen pada Februari 2021 lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2020 yang sebesar 49 persen.

Mitsubishi terus menghasilkan penjualan yang kuat dengan pangsa pasar 17 persen naik 3 persen secara tahunan, didorong oleh penjualan Xpander dan penjualan kendaraan komersial ringan.

"Kami percaya pangsa pasar Astra secara keseluruhan bisa tetap di bawah 50 persen tahun ini karena kurangnya model baru diluncurkan atau disegarkan," kata mereka.

J.P. Morgan memproyeksikan pelemahan penjualan pada Februari 2021 menyiratkan bahwa 10 bulan tersisa sepanjang 2021 perlu berhasil menjual 730.000 unit kendaraan atau 73.000 unit per bulan untuk memenuhi perkiraan Gaikindo penjualan 830.000 unit sepanjang 2021.

"Meskipun jumlahnya terlihat masih bisa dicapai karena penjualan di Indonesia berjalan pada 85.000-90.000 unit per bulan sebelum Covid-19, kami yakin risikonya sekarang miring ke arah penurunan karena kurangnya insentif fiskal yang lebih luas dan model baru diluncurkan untuk mendukung pasar secara keseluruhan," paparnya.

Adapun, J.P. Morgan melihat peluang terjadinya peningkatan volume penjualan pada Maret 2021, sebagai akibat penundaan pembelian pada Februari 2021. Namun, J.P. Morgan ragu penjualan eceran bisa melebihi 65.000-70.000 per bulan saat ini karena kekurangan persediaan dan bahan baku.

Saat ini, konsumen dipolarisasi menjadi dua kategori, yakni upgraders atau mereka yang telah memiliki mobil dan ingin meningkatkan ke mobil yang lebih premium dan pemilik baru yang mencari mobil dengan harga di bawah US$1.300.

Khusus ASII terangnya, pelemahan dalam penjualan Februari 2021 menegaskan harga sahamnya  bisa jadi mencapai titik terendah lebih cepat karena basis penjualan menjadi lebih mudah untuk penjualan kendaraan roda empat pada bulan-bulan mendatang.

"Panggilan overweight kami di Astra berubah menjadi panggilan relatif pada harga ini, karena kami terus melihat pengiriman pendapatan sebagai risiko penurunan utama yang belum dapat dinilai," katanya.

Di sisi lain, Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menuturkan perseroan tetap berkomitmen membagikan dividen final sebesar Rp87 per saham akan diusulkan dalam RUPS Tahunan pada April nanti.

"Sebelumnya, pada Oktober 2020 lalu, Astra telah mendistribusikan dividen interim ke pemegang saham senilai Rp27 per saham. Dengan demikian, bersama usulan dividen final tersebut maka dividen total pada 2020 akan menjadi sebesar Rp114 per saham," paparnya.

Penjualan Lesu

Penjualan mobil Grup Astra, PT Astra International Tbk. (ASII) mengalami sedikit penurunan pada Februari 2021 jika dibandingkan dengan penjualan pada bulan sebelumnya. 

Namun demikian, pangsa pasar atau market share Astra mengalami peningkatan menjadi 54 persen. 

Kebijakan relaksasi pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) terhadap mobil dengan kapasitas 1.500 CC belum terlihat dampaknya pada penjualan. 

Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto mengatakan penjualan mobil pada Februari 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Kami berharap implementasi relaksasi PPnBM pada bulan Maret 2021 dapat mendorong permintaan mobil. Sesuai dengan perkiraan Gaikindo, relaksasi pajak ini diperkirakan dapat menambah penjualan mobil pada tahun ini,” ujarnya, Senin (15/3/2021). 

Sepanjang Februari 2021, Grup Astra total berhasil menjual 26.502 unit mobil, lebih rendah 1,22 persen dari realisasi penjualan Januari 2021 secara domestik yang menjual sebanyak 26.830. 

Jika dibandingkan dengan kinerja dengan Februari 2020 sebelum kasus pertama Covid-19, realisasi ini masih anjlok 38,5 persen. Kinerja tersebut belum termasuk dari penjualan mobil LCGC, karena khusus di segmen mobil murah ini, penjualan Astra meningkat menjadi 8.107 unit mobil LCGC dari periode Januari 2021 yang menjual sebanyak 7.179 unit mobil LCGC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper