Bisnis.com, JAKARTA - Mewujudkan inklusi keuangan sepertinya merupakan hal yang mudah dan menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Makassar, dan Surabaya.
Akan tetapi tidak demikian halnya bagi mereka yang tinggal di pinggiran kota seperti di Papua, yang pemahaman tentang produk keuangannya bisa dikatakan sangat tertinggal.
Hal ini seperti terlihat dari hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2019 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana Papua hanya memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 29,13% dan menduduki peringkat ke-32 dari 34 provinsi.
Namun demikian, seiring perkembangan teknologi saat ini dan masuknya platform digital di Jayapura sejak 2017, sangat membantu meningkatkan pertumbuhan inklusi keuangan di sana, sekaligus membantu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar bagi masyarakat lokal.
Sebut saja melalui layanan finansial seperti GrabKios, sehingga ada ribuan warung dan kios di Jayapura yang kini bisa melayani berbagai transaksi finansial dan digital seperti pengiriman uang, pembayaran listrik, dan pembayaran BPJS.
Selain itu, ada juga dengan layanan pengantaran makanan seperti GrabFood, di mana siapa saja bisa memulai usaha kuliner dan menjangkau pelanggan dengan mudah.
Hal tersebut juga diakui oleh sejumlah masyarakat yang tinggal di sana, di mana mereka baru membuka rekening bank pertamanya, ketika memanfaatkan platform digital dari Grab. Mereka pun mulai dapat menikmati akses ke layanan keuangan dan digital, seperti pinjaman dan tabungan dengan mudah, cepat dan aman.
Sugiyati (50), pemilik toko di Abepura yang memutuskan menggunakan layanan Grab telah membuatnya banyak belajar mengenai teknologi yang sebelumnya tidak dimengerti.
Awalnya ia hanya berjualan kebutuhan pokok di tokonya di Pasar Lama Abepura. Toko yang dia beri nama Irfan Kios itu buka hampir 24 jam setiap harinya.
“Saya mencoba mengembangkan warung kelontong ini dengan menjadi mitra agen GrabKios. Sejak 2017, saya bisa berjualan produk digital seperti pulsa, paket data, dan juga dapat melayani transaksi keuangan digital seperti layanan kirim uang," ujarnya.
Layanan tersebut membantu lebih banyak pelanggan yang kebanyakan adalah para pedagang di Pasar Lama Abepura. Mereka bisa langsung mentransfer uang hasil pendapatan hariannya dengan lebih mudah tanpa perlu pergi ke bank yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi pasar.
Menurutnya juga, dengan menggunakan layanan Grab, menjadikannya lebih paham cara mengelola keuangan dengan lebih efisien dan sangat senang bisa membantu banyak warga lain menabung dan menggunakan layanan keuangan digital.
“Bisa ada puluhan orang yang tiap hari melakukan transfer uang di kios saya. Kan buka 24 jam, jadi mereka bisa transaksi kapanpun dan tidak perlu jauh-jauh atau antre di ATM atau bank,” jelasnya.
Platform Digital Bantu Buka Lapangan Pekerjaan Buat Siapa Saja
Sementara itu, kisah lainnya seperti dikatakan Satrio Supriono (31), pemilik usaha kuliner Ayam Geprek Juragan Sambel yang mampu bangkit dari keterpurukan dan kini tetap bisa menghidupi keluarganya berkat ni digital.
Awalnya, ia menekuni usaha percetakan di Jayapura. Namun, usahanya harus gulung tikar karena terkena imbas bencana banjir dan tanah longsor.
“Sejak usaha percetakan tutup, saya harus memutar otak agar tetap punya penghasilan dan bisa membayar hutang. Berbekal keahlian memasak istri, saya memulai bisnis kuliner dari rumah," ujarnya.
Awalnya dirinya melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial. Sampai suatu hari melihat banyak orang mengendarai sepeda motor dengan jaket hijau, dan melihat mereka berada di restoran tempat mereka mengantarkan makanan.
“Dari situ, saya berusaha mencari informasi lengkap dengan mendatangi kantor Grab di Jayapura. Lalu 2 Februari 2020 mulai bergabung sebagai merchant partner GrabFood, dan selang 2 bulan saya memberanikan diri membuka restoran kecil di daerah Polimak," terangnya.
Pihaknya mengakui bahwa meski memasuki masa pandemi, di mana hampir tidak ada yang datang untuk makan di restoran, pihaknya tidak terlalu khawatir.
"Karena restoran tetap bisa mendapatkan pendapatan dari pesanan online dan saya juga tetap bisa mempertahankan 6 karyawan saya," terangnya.
Lain lagi kisah yang dialami Dwiki Pahlevi (30), di mana hadirnya teknologi inklusif turut membantunya bertahan paska terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi COVID-19.
Dwiki semula telah membuka On Air Kios yang khusus menjual aksesori kebutuhan smartphone sebagai pekerjaan sampingan.
Awalnya, ia hanya membuka kios tersebut setiap malam hari di sekitar Pasar Hamadi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
“Sejak di-PHK, saya mulai fokus mengembangkan usaha, salah satunya dengan bergabung menjadi mitra agen GrabKios agar saya bisa meningkatkan penghasilan melalui layanan keuangan digital yang dapat ditawarkan kepada pelanggan,” ujarnya.
Pulsa dan data menjadi produk digital yang paling sering dibeli pelanggan. Selain itu, transaksi keuangan digital yang paling sering digunakan adalah layanan transfer uang para pedagang di sekitar Pasar Hamadi yang tidak memiliki rekening bank atau mobile banking.
Uniknya, sejak mengetahui Dwiki bergabung menjadi mitra agen GrabKios, banyak orang terdekatnya yang tertarik dengan layanan tersebut bergabung menjadi mitra.
Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, menyatakan bahwa kehadiran teknologi digital di Jayapura, telah membantu akses pada layanan finansial dan juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi ribuan orang di sana.
Menurutnya, sebagai perusahaan teknologi digital yang pertama hadir di Jayapura, sejalan dengan misi GrabForGood, Grab berkomitmen untuk mendorong ekonomi digital dan inklusi keuangan, serta memberikan peluang bagi masyarakat setempat meningkatkan kualitas hidup.
"Melalui GrabKios, kami memanfaatkan jaringan warung atau agen untuk melakukan layanan digital seperti pembayaran tagihan, transfer uang, dan layanan transaksi keuangan digital lainnya," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, dengan hal tersebut, UMKM lokal Jayapura dapat terus bertahan di tengah pandemi serta mengembangkan bisnisnya dengan menjadi mitra merchant GrabFood.
"Kami percaya teknologi harus bersifat inklusif, sehingga siapa saja bisa menikmati manfaat dari ekonomi digital yang terus berkembang," ujarnya.