Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melanjutkan reli penguatan selama dua hari beruntun seiring dengan keyakinan investor terhadap kebijakan dovish dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (16/3/2021), harga emas di pasar spot sempat menguat hingga 0,29 persen ke level US$1.736,61 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka kontrak April 2021 di bursa komoditas Comex AS terpantau menguat 0,32 persen atau 5,6 poin ke level US$1.734,80 per troy ounce.
Gubernur The Fed Jerome Powell diprediksi akan kesulitan mengimbangi prospek pemulihan ekonomi global yang semakin baik dan kebijakan ultra longgar yang ia berlakukan. Adapun prospek pemulihan ekonomi tersebut memantik kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan inflasi.
The Fed diprediksi akan merilis outlook terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi dan angka pengangguran pada hari Rabu waktu New York, AS. Pelaku pasar juga menanti pernyataan Powell pada Federal Open Market Committee (FOMC).
Adapun harga emas kehilangan kilaunya pada tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi dunia dan kenaikan tingkat imbal hasil US Treasury yang mengurangi daya tarik aset-aset safe haven seperti emas.
Baca Juga
Pada awal bulan ini, Powell sempat mengatakan pihaknya terus memantau pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut. Meski demikian, dirinya tidak memberikan pernyataan pasti untuk mengintervensi kenaikan tersebut.
“Pasar emas jelas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan kebijakan dovishnya,” jelas Senior Market Analyst Oanda Corp. Edward Moya, dikutip dari Bloomberg.
Moya melanjutkan, tingkat imbal hasil US Treasury diprediksi akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini akan memaksa The Fed untuk mengintervensi lonjakan tersebut.
“Harga emas dapat menguji level US$1.750 menjelang pertemuan FOMC pada hari Rabu,” ungkapnya.