Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah penawaran pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (16/3/2021) besok diprediksi tidak akan banyak berubah seiring dengan tekanan eksternal yang mengiringi.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan sentimen eksternal akan membayangi prospek lelang SUN pada Selasa besok. Hal ini membuat hasil penawaran yang masuk pada lelang tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan penawaran sebelumnya.
“Kemungkinan hasil penawaran akan berada di kisaran Rp50 triliun,” kata Ramdhan saat dihubungi pada Senin (15/3/2021).
Ramdhan memaparkan, sejumlah sentimen eksternal menimbulkan tekanan pada pasar surat utang Indonesia. Salah satu sentimen tersebut adalah pergerakan imbal hasil (yield) US Treasury yang kini berada di kisaran 1,6 persen.
Peluang penguatan US Treasury lebih lanjut semakin tinggi setelah disahkannya paket stimulus AS senilai US$1,9 triliun. Hal ini akan memicu lebih banyak aliran dana dari investor yang masuk ke Negeri Paman Sam.
“Momentum sentimen ini pasti akan dimanfaatkan investor untuk masuk ke AS. Sehingga, aliran dana asing ke Indonesia akan tertahan,” paparnya.
Baca Juga
Ramdhan melanjutkan, jumlah serapan pada lelang besok akan cukup sulit mencapai target indikatif maksimal. Pasalnya, dengan imbal hasil SUN Indonesia yang sedang tinggi, investor yang masuk akan mengincar capital gain semaksimal mungkin dengan meminta kupon yang tinggi.
Hal ini akan membuat pemerintah sangat berhati-hati dalam memenangkan penawaran pada lelang SUN. Pemerintah harus menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan melalui utang dengan menjaga pasar Surat Berharga Negara (SBN) tetap kondusif ditengah gejolak dari luar negeri.
“Bisa saja ada seri yang tidak dimenangkan karena penawarannya tidak mencerminkan kondisi yield terkini. Hal seperti ini juga sudah pernah terjadi beberapa kali sebelumnya,” lanjut Ramdhan.
Seiring dengan hal tersebut, Ramdhan mengatakan investor domestik akan menjadi pemain utama dalam lelang Selasa besok. Menurutnya, tingkat likuiditas investor dalam negeri masih cukup tinggi, terutama pada sektor perbankan.